Hamparan Jiwa di Bawah Langit [Puisi]
Angkuh seperti siang
Berdiri begitu tinggi mengekang
Wajah tegas tampak garang
Mereka di bawah sana mengerang
Akibat keringat berbiang
Bak tersiksa sebab disarang
Tiada daya bila menyerang
Jiwa-jiwa di bawah terkekang
Hiruk pikuk di tengah gersang
Menanti-nanti siang segera pulang
Sementara berlagak kuat
Dada membusung penuh niat
Percikan mulai mencuat
Katanya itu hebat-hebat
Bak ulung bertabiat
Berdiri seakan-akan bermartabat
Katanya pula dia taat
Untuk tidak tersesat
Tersedu sendu hanya bila sempat
Dia angkuh yang amat
Sementara waktu berbalas
Semakin melaju semakin kalas
Singgasana ikut membias
Mengikuti gerak yang telah jelas
Tidak terelakkan menjadi luas
Bak realitas bukan lagi kias
Perlahan-lahan terganti nahas
Tidak lagi membuas
Mereka-mereka akan puas
Sebentar lagi harsa terkupas tuntas
Memang sedikit arogan
Namun, surutnya menyisakan keindahan
Gradasi senja dan malam berikatan
Disambut sorak Tuan-tuan
Diseru sorai Puan-puan
Tuan-tuan, Puan-puan, saling bertautan
Derai haru berhamburan
Pergilah, siang yang tidak diinginkan
Kaubegitu tidak tertahankan
Kehadiranmu ialah enggan
Di bawah langit malam
Meski penerangan begitu temaram
Memanglah sedikit kelam
Begitulah malam bersikap pada alam
Sepoi angin membawa untuk menyelam
Ke arah masa perasaan terdalam
Hingga menyentuh dasar kalam
Palung jiwa yang muram
Puing-puing patah yang masam
Itu tentang arti yang tidak kunjung paham
Menjadikan bulan untuk bercerita
Berdiam tanpa bicara kata-kata
Ada hati yang sibuk ditata
Perihal hari-hari penuh derita
Duka-duka yang menodai berita
Cikal bakal lara mulai tercipta
Sedikit-sedikit hingga bertahta
Menjadi bukit untuk menista
Sementara senang riang meronta
Namun, jiwa begitu terbata-bata
Pikiran melayang tiada henti
Sebab ada yang dinanti-nanti
Tentang harap yang meniti
Ada pula cemas mewanti-wanti
Namun, waktu terus berujar nanti, nanti
Takut sekali ada rasa yang mati
Sehingga tiada temu yang berarti
Semburat menjadi semakin pasti
Tentang waktu akan kembali terlewati
Lara-lara pada akhirnya tetap terikuti
Tuan Puan, tersayang
Silakan kembali menggarang
Membuat lega meski sesaat
Selama tidak tersesat
Jadilah seperti siang yang taat
Jangan tidak bertabiat
Jadilah seperti malam yang dapat paham
Janganlah menyelam dalam kelam
Rasa-rasa harus tetap ditata
Jadilah kuat karena derita
Lara akan terganti
Disingkirkan riang yang dinanti-nanti