Hiruk Pikuk Dunia Digital


KITA HIDUP di era digital. Hampir semua serba digital. Perkembangan teknologi menjadi semakin pesat, terutama gadget. Hampir semua orang bersahabat karib dengan gadget, hal itu tentunya tidak lepas dengan dunia digital yang menjadi perkembangan pesat abad ini. 

Hidup di zaman yang apa-apa berbau digital. Memang sangat dimudahkan dalam melakukan sesuatu, misal pengiriman pesan, pun kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja dari yang jauh sampai yang tidak dikenal. Perkembangan digital menjadi wadah kuat akan perkembangan jejaring sosial.

Di samping sisi positif terkait kemudahan dalam berkomunikasi, terdapat pula sisi negatif yang harus diperhatikan. Sebab, banyak sekali hal-hal yang cepat terkenal atau saat ini orang menyebutnya viral, melalui media sosial. Entah itu baik atau sebaliknya. Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam memilah-milah konten atau berita yang mendadak viral.

Saat ini, kita dihadapi dengan ke-viral-an yang—amat disayangkan—kebanyakan tidak berfaedah. Sama sekali tidak ada isi yang dapat diambil. Memang, dari hal viral tersebut, banyak warga net mengecam bahkan menuai komentar pedas. Sungguh sebuah simbiosis mutualisme yang sangat kawin, bukan? Hal yang viral tidak berfaedah, warga net-nya pun ringan jari dalam berkomentar. Sebetulnya, hal paling mudah untuk menghadapinya adalah hindari saja, bila perlu report.

Tidak hanya itu, kemarin aku melihat di media sosial. Ada sebuah akun Twitter yang memberitakan dan menyindir, tentang penghargaan yang sebenarnya aku tidak mengerti di mana letak berharga dan pemanfaatannya bagi orang banyak. Sayangnya, hal itu dilazimkan oleh televisi nasional—yang sudah tidak lagi jadi kesayangan—bahwa ada kategori nyeleneh dalam ajang penghargaan tersebut, Pasangan Terbucin.

Untuk apa? Maksudku adalah, dari banyaknya nominasi berharga, mengapa harus nominasi yang nyeleneh? Dari sekian banyaknya orang-orang berprestasi dan memberi manfaat bagi orang banyak, mengapa tidak membuat nominasi yang benar-benar mendefinisikan makna penghargaan itu sendiri? Menagapa harus memberi panggung megah kepada mereka-mereka tidak berhak mendapatkannya?

Jawabannya hanya satu, para warga net rata-rata didominasi dengan keinginantahuan akan kehidupan seseorang—terutama publik figur atau sosok viral—daripada mengapresiasi orang-oramg berprestasi yang membanggakan tanah air sendiri.

Hal itu cukup membuktikan bahwa penggiat media sosial/digital jadi peran penting dalam mem-viral-kan pasangan tersebut, dan juga pasangan-pasangan lain, yang sebenarnya itu tidak perlu. Artinya, warga net harus pandai-pandai menggunakan media sosial dan memilah konten-konten digital yang lebih berguna dibanding sibuk dengan hal-hal yang menurutku kurang memberi manfaat bagi banyak orang. Sehingga, dengan banyaknya massa dengan obsesi terhadap sesuatu hal akan menjadi kesempatan bagi para orang di balik layar televisi untuk membuat hal-hal tidak berfaedah pula—dengan memberi panggung megah tadi.

Ini cukup membuatku resah dengan sisi lain dunia digital yang terlalu luas, sehingga tidak ada batasan-batasan kecuali penggunanya sendiri yang membatasi dan tahu mana yang harusnya di-viral-kan mana yang sebaiknya tidak usah. Memang, tidak ada masalah dengan gaya hidup seorang publik figur atau orang yang mendadak terkenal untuk dipublikasikan. Hanya saja, jika berlebihan dan nyeleneh akan menjadikan dunia digital semakin tidak sehat bagi penggiatnya.

Semestinya, dengan terbuka luasnya dunia digital, kita dapat memanfaatkanmya sebaik mungkin untuk hal yamg bermanfaat pula bagi diri sendiri dan orang banyak. Sebagai warga net yang bijak, sudah harusnya tahu akan batasan-batasan yang sebaiknya tidak untuk dilewati.

Next Post Previous Post
4 Comments
  • Abah Abahski
    Abah Abahski 9 Juni 2022 pukul 12.54

    Miris sebenarnya, kasian netizen halunya suka begitu

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 9 Juni 2022 pukul 16.00

      Lebih ke kepo, sih, wkwkwk. Udah gitu keponya unfaedah pula, wkwkkw.

  • Hilaschou
    Hilaschou 9 Juni 2022 pukul 19.36

    Huaa, emang bikin resah sih kalau udah bahas hal ini kak. Jujur aja lama2 jadi ngerasa gak sehat tiap buka sosmed sm nnton tv.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 10 Juni 2022 pukul 15.34

      Yang penting kitanya tahu batasan aja, Kak, kalau ada yang begitu tinggal skip-skip, wkwkwk.

Add Comment
comment url