Pelajaran Melepaskan
Ketika kepergian itu datang, kita akan dihadapkan dengan dua hal, merelakan dan mengikhlaskan. Apa bedanya? Ya, tidak ada. Memang apa yang harus dilakukan setelah seseorang pergi dari kehidupan kita? Memaksanya untuk menetap? Itu artinya kita egois, tidak menghargai keputusan yang bisa saja itu jadi jalan terbaik untuknya.
Melepaskan memanglah bukan hal mudah, maka tidak apa-apa untuk menangisi yang pergi, tidak ada masalah untuk menjadi sedih dan murung, hal itu tidak akan membuat menjadi lemah. Bagaimanapun, menangis, bersedih, bersusah hati akan merelakan adalah hal yang manusiawi. Manusia berhak merasakan semua itu. Namun, setelah hak itu ditunaikan, ada kewajiban yang harus dituntaskan, bahwa kita tidak akan berlarut di dalama hak-hak memilukan, tentang kita mampu untuk melepaskan dengan rela.
Problema yang pergi dan harus melepaskan, terjadi dalam segala aspek kehidupan. Perginya pun memiliki tujuan dan takdir yang berbeda-beda. Seperti dalam melepaskan seorang teman atau sahabat, melepaskan seorang terkasih, bahkan melepaskan hal-hal yang tidak hidup, entah itu barang kesukaan atau yang lainnya.
Bagi kamu yang berada di fase harus melepaskan seorang tambatan hati. Tidak apa-apa, bukan berarti kamu tidak pantas untuknya, melainkan hanya masalah perasaan dan waktu yang bekerja. Daripada bertahan mempertahankannya untuk menyakiti diri sendiri, lebih baik melepaskannya untuk belajar patah hati dan kembali berbahagia. Suatu saat, sosok yang tepat akan datang.
Bagi kamu yang berada di fase harus melepaskan seorang terdekat, terkasih. Tidak apa-apa, biarkan dia pergi. Kadang-kadang wujud cinta terbaik adalah dengan menghargai keputusannya, meski itu membuatmu patah hati. Jalan terbaik memang tidak melulu ditempuh dengan jalan yang baik-baik saja. Sebab ada kedua belah pihak yang tidak baik-baik saja dalam melepaskan.
Bagi kamu yang berada di fase harus melepaskan seorang dari hidupmu dan dia pergi untuk selamanya dari dunia ini. Relakan, ikhlaskan, tidak apa-apa untuk menangisi tentang masa-masa bersamanya yang sudah habis karena dia yang tidak akan pernah bisa untuk kembali. Perlahan tapi pasti, waktu memang tidak akan menyembuhkan luka, tetapi dia hanya mampu membiasakanmu pada rasa-rasa yang pernah ada, termasuk patah hati.
Melepaskan memang hal yang sulit untuk dirasakan. Namun, siapa pun yang lahir di dunia ini pada akhirnya akan pergi untuk pulang juga. Sebagai manusia, mesti menyiapkan diri akan apa-apa yang datang berisiko untuk pergi. Kehidupan tidak akan bisa dipelajari secara materi bahkan teori, justru pengalaman menjadi pelajaran terbaik bagi kehidupan. Melepaskan menjadi pelajaran penting kehidupan yang harus kita alami untuk dipelajari.
Pernah di fase harus melepaskan orang yg disayangi.. Karena Takdir Allah.
Fase ini jadi merelakan paling sulit untuk dirasakan. </3
Pernah di suruh melepaskan orang yang di sayang oleh waktu bahkan seakan-akan waktu memaksa ku untuk melepaskannnya, awalnya susah namun lama-lama bisa melepaskannya meskipun harus melewati begitu banyak drama untuk sampai di fase berhasil melepaskan itu
Gapapa, itu namanya proses pendewasaan. 🍦✨