Cerbung Pertama di Tahun 2022
MENULIS Lima Hari bersama Hantu selama lima hari dan sebanyak lima bab, merupakan sebuah karya fiksi panjang utuh yang menjadi salah satu pencapaian mengagumkan tahun ini. Sejujurnya, paling tidak, setiap tahun akan selalu ada resolusi yang bertajuk ‘punya satu karya fiksi utuh’, tetapi hal itu hanyalah wacana yang hanya sebatas, “Yuk bisa yuk!” Sementara, tidak ada langkah untuk memulai. Biasanya, awal-awal akan begitu gencar menyusun mentahan ketika menulis fiksi. Namun, ketika menjejaki di bab tiga dan seterusnya, kegencaran itu melunak alias gagal untuk dilanjutkan. Di satu waktu aku berpikir, mengapa hal itu seperti siklus tanpa ujung?
Setelah dipikir-pikir, aku butuh sebuah pemantik seperti dua batu yang saling digosok hingga menghasilkan api. Melalui komunitas One Day One Post (ODOP), aku berhasil menamatkan satu karya fiksi berupa cerbung yang utuh. Utuh artinya, cerita itu benar-benar sampai pada resolusi dari premis yang telah diciptakan secara mendadak. Sebetulnya, ketika mengikuti kegiatan tantangan menulis selama enam puluh dua hari, tidak ada pikiran untuk cepat-cepat membuat fiksi panjang yang utuh. Sebab, dari awal didominasi dengan karya non fiksi ataupun prosa yang kutulis. Ada beberapa cerita pendek atau cerpen yang kubuat, tetapi masih kalah banyak dengan kategori lain.
Lima Hari bersama Hantu terjadi karena tugas tantangan yang disodorkan oleh pihak komunitas ODOP. Biasanya tantangan hanya terjadi satu kali dalam satu pekan. Namun, kali ini tantangannya spesial dan amat memacu adrenalin serta menguras pikiran. Tantangan ini memakan waktu selama lima hari dan untungnya tugas ini sudah sekaligus dengan tugas harian. Oleh karena itu, Lima Hari bersama Hantu memiliki judul yang sesuai dengan jumlah hari tantangan spesial kali ini.
Setelah kabar tugas tantangan tersebut beredar, cepat-cepat aku memutar otak dan berkelana mencari ide untuk dapat membuat satu kalimat premis karena pada hari itu sudah menjadi hari pertama memulai tantangan spesial ini (membuat cerbung sebanyak lima bab). Bagaimana, menantang bukan membuat premis, penokohan, sinosis, serta outline dalam setengah hari itu? Aku mulai mengubek-ubek file lama, barangkali ada premis-premis terbengkalai yang belum dijamah. Namun, aku merasa kurang sreg dan memilih beralih ke laman blog-ku. Aku ingat, aku pernah membuat cerpen tentang hantu yang saling jatuh cinta. Ah, mengapa tidak aku kembangkan saja cerpen tersebut dengan konflik yang berbeda? Alhasil, kucoba menguraikan konflik lalu menemukanku pada sebuah sinopsis singkat. Memang, sinopsis terjadi revisi beberapa kali, tetapi ketika mencoba memulai untuk menulis bab satu, perlahan-lahan ide mulai berkembang dan konflik semakin jelas. Namun, aku tetap mengandalkan rem untuk mengendalikan ide yang adiktif.
Lima Hari bersama Hantu memiliki premis dasar seorang hantu yang ingin tahu alasan kematiannya, tetapi dia hilang ingatan. Karakter utama cewek ini akan dibantu oleh karakter utama cowok yang akan membantunya untuk melalui hambatan dan menemukan resolusi. Aku tidak terlalu banyak menghadirkan tokoh di sini, mengingat hanya lima bab dan membuat penokohan dalam beberapa jam untuk dua orang saja sulit sekali. Alhasil hanya memakai dua karakter utama dengan penokohan yang berbeda tentunya, serta dua tokoh pendukung lainnya yang jarang muncul, tetapi potensial terhadap konflik yang kuhadirkan. Aku mencoba menyatukan beberapa konflik minor yang akan bertemu di konflik utama. Mungkin awalnya kesulitan, tetapi selama kita terus menulis akan menemukan titik temunya—kalau aku begitu.
Tentunya dengan menulis fiksi secara spontan masih jauh dari kata sempurna. Selain mementingkan naskah yang selesai, aku juga mementingkan bagaimana caranya cerita ini memiliki daya tarik dari segi cerita, konflik, dan karakter yang jauh dari stereotip. Ya, mungkin terlalu muluk, tetapi aku merasa itu lumayan berhasil. Meskipun belum sepenuhnya berhasil, tetapi Lima Hari bersama Hantu cukup memuaskan buatku, terutama dari segi cerita yang berpusat dari kisah dua hantu dengan konflik yang berbeda, tetapi punya konflik sama yang meniadi konflik utama. Mungkin, suatu saat aku akan membuat cerita ini menjadi novelet, penginnya sih begitu.
Selama menulis Lima Hari bersama Hantu, aku melakukan riset terkait pasien koma dengan temanku, namanya Ayuka—terima kasih banyak, Bestie. Aku benar-benar merasakan dampak pentingnya membangun relasi dengan mengikuti beberapa komunitas. Ayuka ini salah satu teman dari komunitas fanbase Alvin Jo, hihi. Punya teman keren-keren, memang harus pintar-pintar diberdayakan. Maksudnya adalah, kita—sebagai calon penulis/penulis—bisa mengambil ilmunya melalui riset. Melalui riset yang kulakukan di cerbung ini, wawasanku jadi bertambah. Ternyata, koma sendiri memiliki beberapa tingkatan dan setiap tingkat punya reaksi tersendiri. Kalau mengenai dunia perhantuan sih itu karena aku dulu sering nonton kanal YouTube Jurnal Risa dan Paranormal Experience yang dikontenkan oleh Raditya Dika. Alhasil jadilah, karangan dunia perhantuan di Limw Hari bersama Hantu.
Membuat premis, tokoh dan penokohan, sinopsis, outline, memilih lebih dari dua genre, melakukan riset, hal seru lainnya adalah di sini aku tidak melakukan tantangan seorang diri, melainkan bersama teman-teman satu angkatan calon anggota ODOP X—terutama teman-teman dari kelompok Bhineka. Kami saling mendukung satu sama lain, berjuang satu sama lain, memberi feedback satu sama lain. Sehingga tantangan yang dijalani terasa lebih menyenangkan. Mungkin hal ini menjadi faktor utama selesainya Lima Hari bersama Hantu. Benar jika komunitas menulis menjadi salah satu solusi terealisasikannya sebuah karya tulis karena kadang-kadang menulis sendirian itu akan mudah surut semangatnya.
Lima Hari bersama Hantu telah menjadi ujung siklus sebuah resolusi tahunan yang tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terealisasikan. Komunitas ODOP telah menjadi saksi dan wadah bahwa Lima Hari bersama Hantu telah tertulis di blog-ku. Pun, aku telah menjadi saksi atas diriku sendiri karena telah berhasil menyelesaikan fiksi panjang utuh dengan beberapa genre yang disatukan, bahkan salah satu genre-nya menggebrak zona nyamanku. Terima kasih komunitas ODOP dan terima kasih untuk diri.
Selamat juga untuk teman seperjuangan calon penghuni ODOP X, teman seperjuang#an Bhineka karena sudah menyelesaikan salah satu tantangan tersulit ODOP. Semoga tidak ada yang gugur sampai akhirnya kita lulus semua. Fighting#!
Masyaallah haru membaca grup bhineka
🤍🤍
Suka nonton jurnal risa juga ya.. Wah.. Kirain kamu indihome, Vin. Makanya lihai bener ngerangkum kata menjadi cerbung lima hari bersama hantu..
Keren, idenya seru
Kalo aku indi-go kayaknya tulisanku bakal horor semua deh wkwkwkwk
Kak Vina ini mmg kereen daya imajinasinya. Komunitas menulis memaksa kita untuk selalu bisa kreatif, yaa. Saya aja klo g dipaksa mungkin g akan pernah tuh menghasilkan cerbung 5 seri. Beruntung, bisa gabung di ODOP
Betul, kadang harus ditantang dulu baru gerak wkwkwk btw lima bab kak bukan lims seri wekekeke
saling support ya dek. ini jadi penyemangat buat follow up kedepannya ya. Semoga silaturahim tetap terjalin dan lebihs semangat dalam berkarya ya
Aamiin, semangat sebentar lagi lulus!
Cerbung lim hari kemarin bisa dijadikan tulisan buat setoran harian juga ya kak, kak Vina keren banget sih. Kak Vina selalu ada ajah ide buat nulis setiap harinya, salut banget sama kak vina
Lah kamu apa kabar? Hampir tiap hari nulis prosa, susah ituhhh wkkwkw