Am I Good Sister for You?

KEPADA ADIK-ADIKKU, ini adalah tulisan tentang apa yang menjadi pikiranku selama ini. Tentang bagaimana rasanya seorang kakak perempuan memiliki dan menghadapi adik-adik lelaki yang memintaku untuk terus bersabar lebih dan lebih lagi. Akan tetapi, di samping kesabaran yang memupuk, ada sebuah rasa yang semakin bertumpuk. Sampai-sampai, mbak-mu ini kewalahan dalam menggotongnya ke mana-mana. Mungkin kalian tahu, tetapi sedikit sekali potensi untuk menyadarinya. Sadar bahwa enggak ada seorang kakak yang enggak menyayangi adiknya.

Selama dua puluh tiga tahun, menjalani hidup sebagai seorang anak, seorang adik, dan juga seorang kakak dalam sebuah keluarga. Tentu bukanlah hal yang mudah, masing-masing peran punya tugas dan bebannya sendiri. Tugas terbesar adalah menjadi anak yang baik dan salihah. Meskipun saat ini yatim-piatu, tetapi aku masih memiliki kesempatan untuk menjadi anak yang melek akan perbaikan diri. Sebagai seorang adik, aku merasa sudah tidak menyusahkan mbak-mbak-ku lagi—minimal. Seenggaknya, aku enggak membuat mereka memusingkan tentangku. Mungkin dulu kita akan selalu bertengkar akan hal-hal kecil, tetapi saat ini aku rela menjadi yang paling mengerti dan memahami. 

Sebagai seorang kakak? Entahlah, sejauh ini aku merasa belum menjadi kakak yang baik untuk adik-adikku. Tanpa disadari, aku sudah seharusnya menjadi orangtua baru bagi mereka, membimbing dan memberi kasih sebagaimana orangtua. Namun, kita semua tahu, rasa sayang orangtua terhadap anak dengan rasa sayang kakak terhadap adik akan berbeda, bukan? Adaptasi ini membuatku memikirkan tentang apa-apa yang seharusnya kulakukan. Jikalau selama ini aku selalu melemparkan kesal, pada akhirnya aku juga akan menyesal. Ini yang harus adik-adikku tahu, ada rasa kecewa, harapan, dan penyesalan menjadi satu di balik amarahku yang kadang-kadang suka enggak terkendali.

Aku tahu, aku memahami, aku juga pernah menjadi seorang adik dan bahkan masih berada di posisi tersebut. Namun, aku mulai melakukan perubahan semenjak memiliki adik-adik yang baik seperti kalian. Mungkin, kalian merasa bahwa seorang kakak itu menyebalkan, suka menyuruh, suka memarahi terkait hal yang menurut kita—sebagai seorang adik—enggak penting, dan banyak hal lainnya yang membuat kita merasa sebal. Akan tetapi, kalian tahu enggak sih, bahwa mbak-mbak-mu ini punya kekhawatiran besar, punya kasih sayang yang besar untuk kalian, punya beribu doa baik dan harapan baik untuk kalian?

Dari sekian banyak harapan. Mendapati diri kalian baik-baik saja itu sudah sebuah kebahagiaanku.

Pernah menjabat sebagai seorang adik yang menyebalkan untuk kakak-kakakku. Mungkin diri ini egois dan terlalu memagut keinginan yang ingin selalu dituruti, sampai-sampai membuat mereka harus melempar amarah padaku dan membuatku kesal sendiri. Pada akhirnya, kalau dipikir-pikir semua terjadi karena kesalahanku sendiri. Kini, ketika aku semakin dewasa, ketika adik-adik sudah mulai mengalami masa pertumbuhan yang bergejolak seperti saat di mana aku dahulu membuat kesal mbak-mbakku. Aku baru merasakannya, aku kini tahu rasanya menjadi kakak yang harus menahan dongkol akibat perlakuan adik-adik yang menggemaskan. Lucu sebenarnya, tetapi hidup akan selalu menutar balikkan keadaan.

Dalam beberapa kesempatan, aku sering menemukan diriku termenung dengan isi pikiran yang tidak jauh-jauh dari kalian, adik-adikku. Sebentar-sebentar aku marah jika mengingat betapa bandelnya kalian, seringkali aku merasa sedih karena belum bisa membahagiakan kalian, seringkalu merasa menyesal jika mengingat betapa marahnya aku terhadap kalian. Entahlah, sejauh ini aku merasa telah gagal menjadi kakak yang baik. Kalau kalian mau diajak bercengkrama, ingat enggak waktu dulu kita akan saling merasa cemburu jika kita enggak dibelikan barang sementara salah satu dari kita dibelikan? Ingat enggak ketika kita tidur bareng sama mami malam-malam? Ya, itulah masa kecil kita yang masih merepotkan orangtua dan kakak-kakak kita.

Rasanya ingin kembali ke masa-masa itu di mana kita masih bermain dan bertengkar karena hal kecil bersama-sama. Rasanya aku ingin menetap di masa-masa bahagia kita waktu itu, tanpa masalah apa pun. Atau, aku ingin kembali ke masa-masa itu untuk mempersiapkan diri menjadi kakak yang baik bagi kalian. Untuk mengenal kalian lebih jauh, tanpa melepaskan rangkulan sekali pun, agar tidak ada jarak di antara kita. Iya, aku tahu, itu semua sudah berlalu, tetapi aku benar-benar telah melewatkan banyak sekali momen-momen penting bersama kalian. Namun, kalian tahu enggak sih, sampai saat ini aku punya keinginan untuk bermain bersama kalian seperti dulu. Aku punya keinginan untuk bertengkar tentang hal-hal kecil yang akhirnya akan membuat kita kembali akur, bukan pertengkaran rumit tiada ujung.

Aku meminta maaf, ya?

Kalau dipikir-pikir, mungkin semua ini adalah kesalahanku. Mungkin aku banyak diamnya, tetapi aku menyimpan banyak pikiran dan impian dengan kalian di dalamnya. Akan tetapi, percayalah bahwa aku selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kalian. Aku selalu berdoa hal-hal baik tentang kalian. Aku selalu mencintai dan menyayangi kalian tanpa henti. Kalian laki-laki paling aku cintai di dunia ini.

Tetapi, terima kasih, ya? Karena telah mengajarkanku banyak hal. Mungkin secara enggak langsung, aku dituntut untuk menghadapi dan bersabar diri lebih dan lebih lagi. Betapa kalian memberikan pengalaman serta pelajaran hidup yang mahal. Betapa kalian membuatku memahami tentang bagaimana sebaiknya menjadi kakak yang baik. Sekali lagi, aku berterima kasih. 

Aku memang mbak yang gengsi untuk mengutarakan kasih, cinta, dan sayang secara verbal terhadap kalian. Namun, aku bisa menguntai triliun diksi-diksi cinta yang siap menghambur memeluk kalian. Mungkin, jika suatu saat kalian membaca tulisan ini, hei, aku sayang kalian!


Next Post Previous Post
14 Comments
  • Hilaschou
    Hilaschou 1 Agustus 2022 pukul 08.34

    Nangis kejer bacanya😭
    Gimana ya, peran jadi adik juga jadi kakak itu... mungkin gak percis, tapi aku juga seorang adik juga seorang kakak, jadi feelnya dapet banget.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 1 Agustus 2022 pukul 10.05

      Relate berarti yaa terkait gimana suka dukanya jadi kakak dan adik secara bersamaan, heuheu

  • siti nurhayati
    siti nurhayati 1 Agustus 2022 pukul 18.43

    Kirain Vina adek paling kecil toh.. Ternyata ada adeknya lagi. Semangat jadi kakak ya.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 2 Agustus 2022 pukul 08.53

      Wkwkw iya kakk aku anak tengahh

  • Windi astuti
    Windi astuti 1 Agustus 2022 pukul 19.52

    Hidup ini bagian dari penguat diri. Kamu bisa Vina, teruslah memperbaiki diri, sampai engkau akhirnya bisa melepas adik²mu pada tempat terbaik ketika Vina hidup dg rumah tangga sendiri. Genggam mereka dengan doa, apapun itu. Semangat perempuan kuat

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 2 Agustus 2022 pukul 08.54

      Heuheu terima kasih, Kak Win!

  • Sulanti
    Sulanti 1 Agustus 2022 pukul 22.46

    Ternyata kak vina seorang kakak, aku baru tahu. Jadi ingat kalau aku pengen jadi seorang kakak tapi aku hanya seorang adik kecil dan anak terakhir dalam keluarga, semangat terus kak vina banyak yang ingin menjadi kakak tapi tidak diizinkan oleh yang maha kuasa. Memang tidak mudah menjadi seorang kakak sekaligus seorang adik seperti kak vina tapi aku yakin kak vina bisa, semangat ya kak.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 2 Agustus 2022 pukul 08.55

      Hihi baca ini aku jadi makin bersyukur karena menjadi seorang Kakak karena enggak semua orang menjadi kakak. Semangat ya Sulan! Kamu harus jadi adik yang baik dan manis, xixi.

  • Nita
    Nita 2 Agustus 2022 pukul 00.00

    Senang, ya bisa menjadi kakak dan juga adik, jadi bisa paham tentang dua posisi ini. Bisa memberikan tauladan dan juga mengambil tauladan. Semangat terus untuk menjadi pribadi yg lebih baik lagi

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 2 Agustus 2022 pukul 08.56

      Menjadi tauladan itu paling susah sih kak, kayak berat aja gitu, heuheu.

  • Abahski
    Abahski 2 Agustus 2022 pukul 06.24

    Baca ini setelah ribut dengan orang rumah perkara peranku sebagai kakak yang tidak berguna untuk adek-adekku sedih banget rasanya. Gatau pen nangis aja, huhuhu, sudah mencoba memberikan yang terbaik nyatanya masih kurang sehingga ga berani untuk keluar. Makasih sudah mewakili perasaanku.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 2 Agustus 2022 pukul 08.59

      Mungkin semua Kakak akan merasa seperti itu pada awalnya. Tapi ketika kita mau berusaha melakukan yang terbaik untuk adik kita, itu udah jadi sebuah validasi bahwa kita memang kakak yang baik buat adik-adik kita. Semangat, ya, setiap masalah punya jalannya sendiri dan jalan itu enggak selamanya jalan keluar. Artinya kita mesti menghadapi dan kitanya harus mau berusaha untuk jadi orang yang lebih baik.

  • Dwi Noviyanti
    Dwi Noviyanti 3 Agustus 2022 pukul 12.38

    Hai Kak Vina, baru kali ini BW lintas grup. Iya, saya peserta oprec dari grup sebelah, panggil aja Dwinov. Salam kenal, ya, Kak :)

    Tulisannya relate banget nih sama saya, bontot gak jadi, hihihi :d

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 3 Agustus 2022 pukul 19.02

      Halooo, Kak Dwii!! Makasih banyak udah visit! ^^

      Gapapa, Kak, walaupun jadi bontotnya di-cancel yang penting tetep kudu bersyukur. ^^

Add Comment
comment url