GAYA HIDUP GENGSI

NAMAKU GENGSI, prinsip hidupku adalah mengikuti gaya hidup dengan standar tinggi, mengikuti trendi alias enggak boleh ketinggalan zaman, yang penting sih barang-barang yang kubeli harus punya nilai fantastis. Maksudnya, bukan untuk bikin iri orang lain, ya, melainkan supaya orang-orang tahu kalau aku mampu membeli barang-barang tersebut. Kadang-kadang aku suka heran sama orang-orang yang suka nyinyir di belakang tentang apa yang kupunya, tetapi aku balas dengan kibas rambut saja. Terserah orang mau berkata apa, toh, inilah gaya hidup yang memang sudah sepantasnya aku penuhi.

Feed Instagram pun sudah estetik dengan barang-barang dan fashion kekinian serta branded. Ya, walaupun aku harus mematikan fitur komentar karena banyak sekali orang-orang iri yang nyinyir nan julid. Hal yang membuatku harus menghela napas kesal dan mengelus-elus dada adalah deretan kotak masuk yang amat tidak terpuji. Heran deh, seakan-akan mereka enggak suka dengan gaya hidupku yang menyenangkan nan mewah ini. Daripada mereka sibuk mengurusi hidupku, mengapa mereka tidak menata hidup mereka? Ya, minimal menata akhlak yang tidak ditemukan.

Oh iya, aku juga suka banget kumpul sama teman-teman yang bisa dibilang sultan-sultan. Kalau liburan, minimal liburan ke Amerika. Kalau ke Bali sih lebih seperti staycation. Enggak tanggung-tanggung, kita enggak akan cemas untuk mengeluarkan banyak uang, tentu saja hanya demi membeli barang mewah yang bisa buat objek foto di Instagram atau buat jalan-jalan. Selain itu, aku suka enggak bisa kalau lihat teman beli sesuatu yang lebih-lebih dariku. Lantas saja, akan kubeli yang lebih dan lebih, dengan begitu enggak akan ada yang menyamai atau bahkan mendahuluiku. Ya, aku memang suka jadi yang pertama, akan lebih mudah bagiku untuk mengomentari ketidakmewahan orang-orang. Untuk yang satu itu, mereka selalu menuduhku karena telah meremehkan mereka, sejatinya aku hanya berkomentar dan punya maksud baik supaya mereka melek trendi. Dalam hal ini, aku akan bertahan dalam circle yang sesuai dengan standar gengsiku karena aku adalah si gengsi.

Untuk menjadi gengsi, awalnya aku masih berada di tahap bawah. Aku masih ingat sekali, waktu itu lihat teman memiliki gawai kekinian yang canggih. Aku merasa iri dan berkeinginan kuat memiliki barang tersebut. Cepat-cepat kugali isi dompet tipisku, hanya ada satu lembar berwarna merah, sementara ini masih awal bulan. Tentu saja itu bukanlah kendala karena ada solusi cepat dan yang pasti barang akan cepat didapat. Hanya dengan berutang kepada teman lain dan membuat janji manis meskipun harus berbohong, dalam sehari gawai kesayangan sudah ada di tanganku dan sudah siap untuk dipamerkan. Sangat memuaskan memang, tetapi siapa sangka hal ini terjadi terus-menerus seperti zat adiktif. Aku akan selalu meng-uprade gaya hidup yang bikin siapa pun gigit jari. Meskipun sampai saat ini pemasukan masih serba pas-pasan, aku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kalian tahu, aku ini si gengsi yang mengedepankan gaya hidup hedon, masalah tekanan-tekanan itu urusan belakangan. Sebagai si gengsi yang sudah berhasil memanjat di langit, tentu membutuhkan pengakuan dan untuk diakui akan kulakukan segala cara.

Ya, hidup sebagai diriku alias si gengsi, bukanlah hal mudah. Seperti rumus fisika yang membeberkan bahwa gaya berbanding lurus dengan tekanan, justru tekanan lebih mendominasi. Semakin besar gaya yang dihasilkan, akan semakin besar pula tekanan yang mesti dilalui. Jadi, aku tidak menyarankan kalian untuk menjadi diriku yang super gengsi ini. Gengsi itu enggak hanya berat, tetapi juga bisa mengakibatkan diri kena mental. Biar aku saja, kalian enggak perlu mengikuti jejak atau bahkan menyamaiku. Akulah si gengsi yang siap stres memikirkan utang serta cicilan demi memenuhi gaya hidup hedonisme. Akulah si gengsi yang lebih mementingkan keinginan fana daripada kebutuhan nyata. Akulah si gengsi yang lebih suka boros untuk memenuhi hasrat sesaat daripada berhemat untuk kepentingan jangka panjang. Jadi aku memang enggak mudah karena pada akhirnya aku akan habis dimakan oleh tekanan-tekanan karena gaya hidup yang tidak berjalan lurus dengan kemampuanku yang masih berpijak di tanah. 


credit: art vector by upklyak (freepik)

Next Post Previous Post
13 Comments
  • Reza Liswara
    Reza Liswara 19 Agustus 2022 pukul 20.18

    Duh lucu bacanyaa, gengsi emang penyakit utama memang :(

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 19 Agustus 2022 pukul 20.34

      Lucu dari mananya si :( iya jan jadi orang gengsian, ye.

    • Reza Liswara
      Reza Liswara 19 Agustus 2022 pukul 22.11

      Lucu bagaimana menggambarkan tokoh si aku yang gengsian ini.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 19 Agustus 2022 pukul 22.29

      Hoo iyaa, biar enggak tsrkesan menghakimi secara gamblang aja wkwkwkkw

  • Amelia
    Amelia 19 Agustus 2022 pukul 23.12

    Mantap kak penyampaiannya

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 19 Agustus 2022 pukul 23.32

      Huhu, thank you Amell. <3

  • Tpjminds
    Tpjminds 21 Agustus 2022 pukul 11.26

    Memperkaya reverensi cara nulis. Gaya penulisannya unik untuk sampaikan pesan

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 21 Agustus 2022 pukul 16.11

      Wah, terima kasih banyak, Kak. Sebelumnya lumayan enggak pede sama gaya tulisan ini, hehe, tapi ini jadi pede dan mulai tahu ke depannya hsrus bagaimana, hehe.

  • Anonim
    Anonim 21 Agustus 2022 pukul 20.55

    Demi gengsi apapun dilakukan. Yang penting bisa tampil elegant back sultan, meskipun dibelakang makannya nasi lauk ikan asing🤭☺️

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 21 Agustus 2022 pukul 21.16

      Hihi, nasi ikan asin itu udah uenak polll!

  • Elin DS
    Elin DS 21 Agustus 2022 pukul 20.59

    Demi gengsi apa saja dilakukan. Yang pentingnya bisa tampil glamour di depan banyak orang. Meskipun di belakang setiap hari harus ngumpet dikejar debt collector dan makan lauk kecap plus ikan asing.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 21 Agustus 2022 pukul 21.17

      Namanya juga gengsi, Kak, ga glamour walaupun pikiran hancur ga gengsi wkwk

Add Comment
comment url