Menulis Kreatif untuk Pemula
PENULIS merupakan salah satu profesi yang saat ini amat cocok dengan perkembangan digital. Kita dapat menulis di mana pun dan kapan pun. Kita dapat menulis kreatif atau secara ilmiah. Tentu itu adalah dua hal yang berbeda. Namun, kali ini kita akan bahas terkait penulis dengan menulis kreatifnya.
Akan tetapi, apakah untuk menjadi penulis itu hanya sekadar menulis, ya? Nyatanya, menulis membutuhkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan. Pun, dalam menulis kreatif tidak hanya menggagaskan sebuah kreativitas, tetapi juga bagaimana cara kita mengeksekusi serta pemahaman tatanan kepenulisan. Bukannya kreatif menulis itu artinya kita bebas menumpahkan segala ruang kreativitas kita, ya?
ASPEK DALAM MENULIS KREATIF
Betul sekali, sebenarnya mungkin kembali lagi ke tujuan kita menulis untuk apa? Ketika kita menjadikan menulis sebagai wadah untuk memuntahkan rasa yang bertumpuk, dalam hal ini tulisan tidak perlu terpaku pada aturan kepenulisan. Akan tetapi, apabila menulis novel, cerpen, cerbung, dsb, membutuhkan penulisan dan ketentuan supaya tulisan kita rapi.
APA ITU MENULIS KREATIF?
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menyampaikam keinginan terhadap suatu gagasan atau pokok pikiran. Sementara, kreatif adalah kemampuan menciptakan sebuah ide dan mengembangkannya menjadi sebuah karya.###
Dari definisi tadi dapat kita gabungkan pemaknaannya, bahwa menulis kreatif adalah kegiatan kreatif yang dilakukan oleh penulis dengan menuangkan gagasan atau ide kemudian dijadikan sebuah karya tulis. Menulis yang kreatif berkutat pada proses bukan hasil. Artinya untuk menemukan hasil karya, sebagai penulis harus melalui prosesnya yang biasa disebut dengan menulis kreatif.#
MENGAPA MENULIS DENGAN KREATIF?
Dari rentetan penjelasan tadi, sebenarnya mengapa sih kita harus kreatif dalam menulis?
Penulis sama saja seperti seorang seniman, #sama-sama berangkat dari sebuah kreativitas. Untuk menghasilkan karya, seorang penulis diharapkan untuk kreatif dalam berpikir, mengembangkan ide, dan mengeksekusinya. Mungkin kita sering mendengar rumus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tetapi apakah akan semudah itu?
Memang zaman sekarang sangat sulit untuk menemukan ide baru yang belum pernah ada di bumi ini. Maka, solusinya adalah dengan mengembangkan ide yang pernah ada dan terasa segar, tetapi tanpa plagiat. Hal ini jauh lebih sulit.
Untuk menjadi penulis, pertama-tama tidak dibutuhkan talenta. Hanya dengan cara banyak belajar dan berlatih kita bisa menjadi apa yang kita inginkan. Nanti, dengan sendirinya skill menulis akan terbentuk kemudiaan tinggal bagaimana cara kita mengasahnya. Sebab, penulis akan memberikan wadah pikiran dan intormasi yang nantinya dibaca oleh pembaca.
Tentunya dalam menyampaikan tulisan ke pembaca—masyarakat luas, kita tidak bisa asal menulis. Tetap harus ada penyaringan. Selain itu kita tetap memperhatikan kaidah kepenulisan dan gaya bahasa yang sesuai dengan target pemabaca. Sehingga pembaca dapat menangkap isi tulisan kita dengan baik. Oleh karena itu, kita mesti melalui proses menulis yang kreatif.
TUJUAN MENULIS KREATIF
Sebelum mulai, kita harus tahu lebih dulu, tujuan menulis kreatif kita apa? Dengan begitu kita dapat menentukan target pembaca. Jika target pembaca kita disasarkan kepada para remaja, gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan usia mereka. Begitu pula dengan sasaran usia lainnya, tinggal disesuaikan.
Namun, sasaran pembaca ini tidak hanya dapat ditentukan pada jenjeng usia. Bisa juga berkaitan dengan minat ataupun selera. Apa pun bentuk sasarannya, sebagai penulis harus pandai menyesuaikan gaya penulisan.
Dalam penulisannya, penulis pasti punya tujuan yang berbeda, seperti:
1. Ruang Gagasan/ide
Menulis bisa dijadikan ajang sebagai menumpahkan gagasan/ide. Biasanya ide memiliki sifat yang baik datang atau perginya itu spontan. Maka kita perlu ## dengan msnuliskannya.
2. Berbagi Pengalaman
Menceritakan atau berbagi pengalaman, ternasuk juga dalam menulis yang kreatif. Seperti menulis sebuah perjalanan atau kejadian-kejadian yang terjadi. Sehingga pembaca dapat mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut. Dalam hal ini, biasanya tidak terpaku pada teknik kepenulisan.
3. Hiburan
Dunia hiburan tidak melulu yang selalu tampil di tsve atau di panggung. Seperti yang sebelumya kukatakan, bahwa penulis juga merupakan seorang seniman yang dedikasinya berkutat pada masyarakat.
Tulisan yang menghibur itu sebenarnya relatif, ya. Apa pun jenis tulisannya, pembaca bisa saja terhibur. Semisal menulis cerpen, novel, puisi, dll.
4. Penyampaian Aspirasi dan Ekspresi
Saat ini banyak sekali aspirasi dan ekspresi yang dituangkan ke media tulisan. Dapat pula dijadikan karya fiksi atau non fiksi. Dengan begitu aspirasi dapat disampailan dengan cara yang unik. Bisa dengan dibuat cerita seperti novel ataupun cerpen, bisa puitis seperti puisi ataupun prosa, bisa juga mengungkapkan melalui opini dalam karya non fiksi.
5. Curahan Hati
Ketika kita tidak tahu harus mengungkapkan isi hati ke mana. Kadang-kadang merasa kesulitan untuk berbicara secara verbal. Atau malah tidak biasa untuk menceritakan isi hati kepada seseorang. Alhasil menulis jadi pelarian paling tepat untuk kita. Di sana kita dapat menulis bebas tanpa harus peduli dengan kaidah dan teknik menulis.
MANFAAT MENULIS
Menulis sendiri memiliki manfaat yang akan kita dapatkan. Berikut manfaat-manfaatnya:
1. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Ketika menulis usahakan untuk menjadi diri sendiri. Dengan begitu, kita akan semakin mengenal siapa kita. Kita jadi tahu apa yang kita mau dan jangan pernah untuk merasa rendah diri akan kemampuan diri sendiri.
Sebetulnya apa pun kemampuanmu, jika kamu mengaktualisasi kemampuan tersebut. Hal itu dapat meningkatkan kepercayaan diri.
2. Media Terapi
Pernah dengar menulis bisa jadi tempat healing? Yups, percaya tidak percaya, menulis dapat membuat kita jadi lega. Terutama dalam menulis ekspresif tentang peristiwa yang menimpamu.
Seorang psikolog, Katharina Amelia Hirawan mengatakan bahwa menulis adalah terapi terutama bagi penderita gangguam psikologis. Keren Baikie, psikolog dari Universitas New South Walesjiga menjelaskan bahwa ketika kita menulis peristiwa terkait tekanan, emosi, dan traumatis akan membuat kesehatan mental kita jadi lebih baik daripada menulis topik netral.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa menulis dapat mengusir stres dan depresi. Jadi, ketika kamu merasa tidak baik-baik saja, tidak ada salahnya untuk mulai menulis.
3. Meningkatkan Kecerdasan
Menulis artinya kita berpikir. Berpikir mau menulis apa? Bagaimana cara menuliskannya? Mau menulis jenis tulisan apa? Pada fase ini pikiran kita dilatih untuk kritis.
Kita akan mencari tahu dan membaca banyak hal untuk mencari informasi atau mengembangkan ide. Dengan begitu kecerdasan kita akan meningkat sebagaimana mestinya.
4. Peka Terhadap Lingkungan
Untuk menangkap ide, kita membutuhkan pengamatan. Bahkan mengamat sudah menjadi kegiatan wajib yang harus dilakukan penulis. Terutama pada lingkungan sekitar yang dekat dengan kita. Dari kegiatan mengamat tersebut, tanpa sadar kita akan semakin peka.
5. Mengembangkan Kreativitas
Dalam menulis pun dapat mengembangkan kreativitas itu sendiri, lho. Setiap menulis pasti kita akan menyuguhkan hal yang berbeda. Entah dari isi tulisan, jenis tulisan, ataupun temanya. Kreativitas akan berkembang dengan kita terus berlatih dalam proses kreatif.
JENIS-JENIS TULISAN KREATIF
Dilansir dari media kumpara, Windhy membeberkan jenis-jenis tulisan kreatif terdiri dari:
- Puisi
- Naskah teeater, skenario film, atau televisi
- Fiksi (novel, novela, cerpen)
- Memoar
- Esai pribadi
- Pidato
- Lirik lagu
- Prosa.
PROSES MENULIS KREATIF
1. Mencatat, Mengembangkan, dan Mengeksekusi Ide
Hal pertama dalam tahap proses menulis kreatif adalah membuat ide untuk dikembangkan dan dieksekusi. Banyak sekali yang dapat kita lakukan untuk membuat ide. Salah satunya tadi dengan mengamat lingkungan sekitar.
Misalnya melihat daun jatuh. Coba kita ambil ide dari sana, mengapa daun itu jatuh? Mengapa daun jatuh akhirnya terbang tanpa arah? Ini bisa dikembangkan lalu dieksekusi misal dibuat puisi atau prosa.
2. Melakukan Riset
Selama menulis kreatif, tetaplah lakukan riset untuk menjaga kualitas dan kausalitas tulisan. Meskipun novel dan cerpen itu fiksi, tetap harus masuk akal dan dapat berjalan di nalar. Sebenarnya definisi masuk akal ini relatif, ya. Terutama untuk cerita bergenre fantasi yang membutuhkan daya imajinasi tinggi.
Hukum kausalitas atau masuk akalnya sebuah cerita fantasi bukan terletak pada sihir atau bagaomana hal tidak ada menjadi ada, melainkan bagaimana konflik, alur, dan plot itu berjalan.
Dengan. Melakukan riset, pengetahuan dan wawasan kita akan bertambah, lho.
3. Rajin Membaca
Nah, ini adalah proses paling penting yang tidak boleh dilewatkan penulis. Pekerjaan penulis itu bukan hanya menulis, tetapi juga membaca. Bagaimanapun tulisan kita nantinya akan dibaca oleh pembaca
Dengan membaca menjadikan kita kaya akan diksi, kosakata, frasa, klausa, bahkan kalimat yang terpadu. Wawasan juga akan ikut berkembang. Mulailah membaca dari yang kita sukai dan belajarlah membaca hal yang lain untuk menemukan hal baru.
4. Konsisten Menulis
Setelah kita mengeksekusi Ide dan membuat rangkaian tertentu sesuai dsngan jenis tulisan. Hal yang perlu kita lakukan adalah konsisten. Penulis artinya harus rajin menulis. Buatlah jadwal sehari menulis selama lima belas menit.
Jika kita butuh suatu wadah, maka ikutlah organisasi kepenulisan yang dapat memacu diri untuk menulis. Mengikuti tantangan yang dapat melatih komsistensi.
5. Rajin Belajar
Seorang penulis harus rajin belajar supaya tidak keliru dalam menyampaikan baik informasi maupun cara membuat sebuah jenis tulisan kepada pembaca. Melakukan riset dan rajin membaca merupakan sebuah pembelajaran juga. Namun, secara spesifik kita juga harus memahami terkait kaidah kepenulisan dan strukturnya.
Contohnya ketika kita akan membuat novel. Ada beberapa step yang harus kita buat, dimulai dari membuat premis, penokohan, latar, outline, hingga sinopsis. Begitu juga dengan jenis tulisan lainnya.
Menulis kreatif memang tidak mudah, tetapi selama kita punya kemauan dan kerja keras akan terasa menyenangkan. Selama proses menulis kreatif jangan pernah menunda-nunda waktu. Jangan underestimate dengan karya kita sendiri. Kita harus percaya diri.
Setelah melakukan semua proses menulis kreatif jangan lupa untuk melakukan personal branding. Tunjukkan pada dunia bahwa kamu adalah penulis yang hebat dan kreatif. Tulisanmu adalah sebuah karya yang layak untuk dipamerkan. Jadi, selamat berproses!
Referensi:
• Buku Kreatif Menulis karya Y. Budi Artatih
• Happy Writing karya Andrias Harefa
• https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/teman-kumparan/kelas-menulis-1-penulisan-kreatif-dasar-basic-creative-writing-101-1wKxxKYlkM6
• https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/calysadly/5512fa55a333119f6aba7d39/kecerdasan-dan-menulis
• https://www.jurnalperempuan.org/blog/menulis-sebagai-terapi