Telisik Arti Hujan itu Berkah bukan Musibah
![]() |
edit by canva |
HUJAN itu berkah dari Allah تَعَالَى yang patut disyukuri. Sebab, keberkahan hujan akan selalu didapatkan ketika mencari berkah itu sendiri. Kadang-kadang malah terlena dan tanpa disadari telah mencela hujan.
Bisa jadi karena terlalu sibuk memikirkan betapa menyebalkannya hujan. Kita jadi lupa kalau hujan itu berkah dan punya banyak kebaikan di dalamnya.
Mungkin kita enggak ada niatan untuk mencela. Hanya saja, kadang-kadang hujan datangnya suka enggak sesuai dengan aktivitas kita. Namun, perlu diketahui bahwa apa-apa yang Allah تَعَالَى turunkan akan selalu memiliki makna.
Makna dari Hujan itu Berkah
Makna-makna dari datangnya hujan ini sering kali kita menjadi abai. Manakala ada hal-hal baik yang terkandung di dalam hujan.
Oleh karena itu, sedikit bagi kita untuk dapat memaknai bahwa hujan itu berkah. Maka, enggak ada salahnya untuk sejenak kita sama-sama kita mengetahuinya.
Hujan artinya rintik-rintik air yang jatuh dan turun ke bumi berasal dari langit yang melalui proses terjadinya hujan. Sementara, berkah adalah karunia dari Allah ﷻ berupa kebaikan dan kehidupan bagi makhluk dan alam semesta.
Artinya hujan itu berkah yang telah Allah ciptakan dan berikan kepada seisi bumi. Bukan tanpa alasan, melainkan karena ada hal-hal yang dapat dipetik mengenai hikmah-hikmah di dalamnya.
Hikmah bahwa Hujan itu Berkah
Apa pun yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmahnya, begitu pula dengan hujan. Allah تَعَالَى telah menyebutkan seenggaknya ada 47 ayat yang membahas terkait hujan di dalam Al-Qur’an. Dari situ dapat kita ketahui bahwasanya hujan bukanlah fenomena yang biasa.
Allah تَعَالَى ingin kita mentadabburi makna dari hikmah di balik betapa hujan itu berkah yang mesti dipetik. Lantas, apa saja hikmah-hikmah yang dapat kita petik?
1. Sebagai Permisalan Allah تَعَالَى dapat Menghidupkan yang Mati Kelak
Sebagai umat muslim, tentunya kita mengetahui bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Tentang apa-apa yang menjadi perbuatan di dunia, akhirnya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Dalam hal ini, turunnya hujan mesti dijadikan sebagai peringatan bahwa kelak kita akan menghadapi pertanggungjawaban tersebut. Ssbab, hujan sendiri dapat menghidupkan yang gersang dan tandus.
Banyak sekali dalil-dalil Al-Qur’an yang membahas perihal ini. Salah satunya adalah:
وَاللّهُ أَنزَلَ مِنَ الْسَّمَاء مَاء فَأَحْيَا بِهِ الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). ” (QS. An Nahl: 65).
2. Sumber Kehidupan
Air merupakan sumber kehidupan yang paling penting. Manusia, hewan, bahkan tumbuhan membutuhkan air. Hujan yang Allah تَعَالَى limpahkan merupakan bentuk sumber kehidupan.
Allah تَعَالَى berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiyat: 30)
3. Rezeki bahwa Hujan itu Berkah
Rezeki enggak melulu tentang materi. Apa-apa yang menjadi mantaat, kebaikan, dan berkah juga merupakan rezeki langsung dari Allah تَعَالَى. Dengan begitu, semestinya kita dapat menyadari bahwa enggak etis rasanya mengeluhkan terkait sesuatu yang diberikan Allah kepada kita.
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz Dzariyat: 22).
4. Pertolongan dari Allah تَعَالَى kepada orang-orang beriman
Allah تَعَالَى menolong orang-orang beriman ketika hari Badr. Kala itu, mereka bersedih karena masih dalam keadaan junub dan ingin pergi salat. Pada saat itu, setan membuat mereka was-was dan makin bersedih.
Namun, dengan kehendak Allah تَعَالَى, Dia menurunkan hujan sebagai alat untuk mereka mensucikan diri. Pada akhirnya, orang-orang beriman itu menjadi bersemangat dalam melawan musuh-musuhnya. Hal itu dikatakan oleh Ibnu Jarir Ath.
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. Al Anfal: 11).
5. Bukti Adzab dari Allah تَعَالَى atas Perbuatan Manusia
Seperti yang kita tahu, hujan enggak hanya melulu menunrunkan rahmat. Kadang-kadang Allah تَعَالَى akan memberikan pelajaran melalui hujan berupa bencana alam.
Namun, hal itu enggak patut untuk dicela ataupun dikeluhkan. Sebab, bagaimanapun hal tersebut terjadi karena ulah manusianya sendiri. Entah lalai dalam melestarikan alam, atau malah membuat sesuatu perbuatan yang menyebabkan Allah تَعَالَى melinpahkan bencana.
Dengan begitu, mestinya kita dapat mengambil hikmah bahwa apa-apa yang terjadi dapat dibalas di dunia. Bahwa kita menjadi perhatian terhadap lestari alam dan menjaga sikap.
Sebab, Allah تَعَالَى sendiri pernah memberikan adzab kepada kaum Nabi Nuh kala itu dalam firmannya:
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim .”” (QS. Hud: 44).
Amalan-Amalan agar Hujan itu Berkah
Tatkala hujan tiba agar menjadi berkah kita dapat melakukan amalan-amalan berikut:
1. Membaca DoaDoa sebagai Bentuk Syukur
Rasulullah ﷺ tatkala hujan mendung merasa khawatir dan membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أُرْسِلَ بِهِ
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari keburukan yang Engkau datangkan bersamanya (mendung).”
Dan ketika hujan turun beliau ﷺ membaca:
اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً
“Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.”
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى نَاشِئاً فِي أُفُقٍ مِنْ آفَاِق السَمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ- وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ- ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ؛ فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهَ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ: “اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yang belum berkumpul sempurna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan aktivitasnya –meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai, pen). Ketika awan tadi telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat].”
Apabila hujan telah usai maka dianjurkan untuk membaca:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللـهِ ورَحْمَتِهِ
“Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”
2. Memunajatkan Doa
Salah satu yang membuat hujan itu berkah adalah hujan sebagai waktu mustajab terkabulnya sebuah doa. Maka, diharapkan bagi kita untuk munajatkan doa kepada Allah تَعَالَى karena itu adalah kesempatan terbaik kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.”
3. Ketika Hujan makin Deras
Rasulullah ﷺ pernah meminta untuk ditunjukkan hujan. Tatkala hujan menjadi makin deras, beliau ﷺ berdoa:
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَر
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].”
Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa doa tersebut diucapkan ketika hujan dirasa makin deras dan khawatir akan membawa dampak buruk.
4. Janganlah Cela Hujan
Salah satu amalan yang bisa kita lakukan ada menjaga tutur kata ketika hujan untuk enggak mencelanya. Sebab, hujan merupakan salah satu nikmat dan ciptaan Allah تَعَالَى. Hujan juga merupakan salah satu mahluk Allah تَعَالَى.
Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda, Allah تَعَالَى berfirman:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ ، بِيَدِى الأَمْرُ ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.”
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ
”Janganlah kamu mencaci maki angin.”
Hal tersebut menunjukkan, sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam menjaga lisan. Masa (waktu) dan angin pun telah dilarang bagi kita untuk enggak mencelanya, begitu pula dengan hujan. Apabila seseorang mencela hujan, maka sama saja dengannya mencela pencipta-Nya.
![]() |
edit by canva |
Setelah membaca beberapa poin di atas, bukankah kita telah menelisik bahwa hujan itu berkah? Betapa besar karunia dan begitu dalam rahmat yang telah Allah تَعَالَى berikan.
Mulai sekarang, yok kita belajar menghargai dan mensyukuri segala bentuk yang Allah تَعَالَى berikan kepada kita. Tanamkan selalu pada diri bahwa hujan itu berkah, bukan musibah.
Referensi:
https://muslim.or.id/18995-hikmah-karunia-hujan.html