Menekan Arus Limbah akibat Tren Fast Fashion
FESYEN kekinian saat ini telah merebak dan digemari banyak anak muda. Dengan memanuti role model agar dapat menjajal outfit of the day goals.
Enggak sedikit pengguna media sosial menghiasi feed profil dengan berbagai fesyen yang lagi ngetren. Bahkan, setiap foto selalu memakai fesyen yang berbeda.
Enggak ada yang salah karena itu merupakan hak pengguna. Kesenangan seseorang terhadap fashion memang menjadi hobi yang enggak ada habisnya.
Apa yang lagi dipakai oleh selebriti atau influencer. Kemudian bikin kita tiba-tiba pengen punya dan pakai. Alhasil, kita pun latah untuk ikut membelinya.
Enggak hanya itu, bagi kita yang suka menghadiri acara pertunjukan busana di catwalk. Hal ini dapat menanamkan keinginan untuk membeli salah satu fashion-nya.
Hal lain yang membuat fesyen jadi merajalela adalah karena banyak orang enggak ingin ketinggalan zaman. Apalagi—katanya—fesyen menentukan status sosial..
Namun, apakah kita menyadari bahwa yang telah dilakukan ini adalah sesuatu yang berbahaya kalau enggak bijak dalam berbelanja fesyen?
Fenomena Fast Fashion Wasted yang Menjadi Limbah Lingkungan
freepik |
Tren fesyen begitu cepat menjulang. Merambat dari satu orang ke orang lainnya. Sehingga banyak orang jadi enggak mau ketinggalan fesyen terkini.
Hal tersebut, dimanfaatkan oleh industri mode untuk menggencarkan produk pakaian-pakaian tren terkini demi memenuhi konsumsi fesyen konsumen—tentu mencapai kepentingan ekonomi.
Tren ini makin dicintai karena enggak sedikit industri mode membandrol dengan harga terjangkau. Sehingga, masyarakat sebagai konsumen jadi berbelanja secara berlebihan.
Namun, di samping kesuksesan bisnis mode dan kepuasan instan konsumen, ada dampak membahayakan yang terjadi bagi lingkungan.
Fenomena ini disebut dengan fast fashion wasted. Fast fashion yaitu produk industri mode ditujukan untuk pemakaian dalam waktu singkat karena mengikuti tren terkini.
Jadi, fast fashion ini hanya akan terpakai paling lama delapan bulan atau selama tren itu hits. Kalau udah ada tren baru, pastilah udah enggak berguna lagi.
Pakaian terkini dari industri mode diproduksi dalam jumlah banyak melimpah dalam kurun waktu relatif cepat. Agar biaya produksi enggak tertekan, maka digunakan kualitas bahan rendah dan enggak ramah lingkungan.
Industri fast fashion (industri mode yang mengikuti tren) yang terus-menerus melakukan hal tersebut, tentu kerap membawa masalah terhadap pencemaran lingkungan.
Sebab, banyak produksi dari industri fast fashion berakhir dibuang dan menjadi limbah enggak terurai. Sehingga menjadi racun terhadap lingkungan.
Pun, dengan perkembangan tren yang terus berubah dan berganti. Tentu hal ini membuat toko dan konsumen akan ikut mengganti fesyen hingga menjadikan pakaian sebelumnya sebagai limbah.
Melansir www.fastcompany.com, industri mode menyumbang limbah kedua yang paling merusak lingkungan. Seenggaknya, sebanyak sepuluh persen kerusakan bumi diakibatkan pewarna pakaian saat mengolah.
Penggunaan air yang lebih banyak daripada industri lainnya, industri mode dikhawatirkan mengeluarkan limbah beracun dan penggunaan banyak energi.
Hal tersebut menyebabkan pemanasan global. Masyarakat dan lingkungan telah terkena dampak karena adanya emisi karbon sehingga terjadilah pergantian cuaca ekstrem.
Dengan menggunakan bahan kimia beracun pada produk. Fast fashion akan mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran air dan kerusakan lingkungan.
Polyester adalah bahan yang biasanya digunakan dalam memproduksi pakaian. Polyester sendiri berbahan dasar plastik yang mengandung minyak bumi.
Ketika kain bahan polyester dicuci akan mengeluarkan microfiber sehingga menambah kadar plastik di lautan.
Microfiber apabila sulit diurai akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup. Seperti, plankton yang akan memakan microfiber dan akan menjadi rantai makan hingga berakhir pada manusia.
Revolusi industri fast fashion karena saat ini telah memiliki mesin jahit yang lebih praktis dan cepat. Sehingga harga pun murah, dibandingkan zaman dulu menjahit pakai tangan membuat harga jadi mahal sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat membeli.
Cara Blogger Menekan Arus Limbah akibat Fast Fashion
freepik |
Maraknya tren fast fashion wasted ini tentu harus menjadi perhatian masyarakat luas. Sebagai blogger, ada tanggung jawab untuk membeberkan pentingnya edukasi terkait fast fashion ini.
Selain juga berdampak pada pencemaran lingkungan, fast fashion secara enggak sadar bikin kita jadi boros. Harga murah dan hanya bisa dipakai sesekali sehingga membeli dalam jumlah enggak sedikit.
Ini dia cara blogger dalam menekan arus fast fashion yang merebak dan mengancam makhluk hidup.
1. Bijak dalam Belanja Pakaian
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia karena berfungsi sebagai pelindung. Namun, makin zaman berkembang, pakaian telah menjadi fesyen.
Akhirnya tujuan mengonsumsi pakaian bukan hanya sebagai kebutuhan, melainkan juga kebutuhan fesyen. Maka, kita perlu bijak dalam membeli pakaian.
Kita harus tau karakteristik industri mode yang menetapkan fast fashion. Sehingga kita dapat menghindari penggunaan pakaian yang enggak ramah lingkungan.
Belilah pakaian sesuai kebutuhan untuk melindungi dan nyaman. Bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama dan enggak mudah rusak juga.
Kalau tips dari aku, teman-teman bisa beli pakaian sedikit oversize agar bisa terpakai sampai besar. Beli pakaian dengan karakter masuk ke mana aja.
Artinya pakaian tersebut mudah untuk di-mix and match. Jadi bisa dipakai gonta-ganti dengan atasan dan bawahan yang berbeda. Bisa dengan memilih warna seperti pastel.
2. Mindset tentang Pakaian
Mindset berpakaian juga perlu banget agar kita enggak boros dan asal dalam membeli pakaian. Seperti yang kita tau bahwa pakaian merupakan kebutuhan.
Kadang-kadang kita membeli pakaian bukan karena kebutuhan, melainkan karena keinginan mengikuti tren. Sebenarnya ini enggak masalah.
Namun, yang menjadi masalah adalah industri mode cenderung enggak ramah lingkungan dalam memproduksi fesyen kekinian.
Coba ubah pola pikir untuk membeli pakaian sesuai kebutuhan sekaligus memilih motif atau desain yang nyaman dan sesuai sama diri kita sendiri.
Dengan begitu, kita enggak mudah tergiur untuk mengikuti tren. Perlu diketahui juga, fesyen terbaik adalah fesyen yang menutup aurat, ya!
3. Merawat Pakaian
Setelah membeli dan memakai pakaian, tugas kita selanjutnya adalah merawat pakaian agar tetap awet dan bisa dipakai dalam waktu lama.
Kita bisa memilih sabun cuci atau pewangi yang worth it. Memilah-milah mana pakaian yang bisa dicuci di mesin atau bahkan harus dicuci manual dengan tangan.
Kita juga perlu berhati-hati dalam bergerak karena bisa menyebabkan baju jadi sobek. Seperti hati-hati saat duduk kalau-kalau bahan yang dipakai tipis.
4. Menyewa Pakaian
Enggak perlu beli banyak pakaian sebetulnya. Kalau ingin belanja demi kebutuhan fesyen, teman-teman beli satu setel pun cukup. Atau teman-teman bisa menyewa.
Kadang-kadang akan ada hari penting dalam hidup. Seperti pesta pernikahan, acara kelulusan, maupun acara penting lainnya. Namun, hal ini jarang terjadi, kan?
Untuk menekan arus fast fashion wasted ada baiknya untuk menyewa daripada membeli. Biasanya perempuan cenderung lebih suka mengenakan pakaian berbeda di setiap acara penting yang berbeda, kan?
5. Mendaur Ulang Pakaian
Pada akhirnya, pakaian yang telah lama dipakai akan rusak karena waktu. Atau bisa juga karena pertumbuhan kita sebagai manusia.
Oleh karena itu, daripada membuangnya, kita bisa mendaur ulang. Bisa dijadikan sebagai lap ataupun keset. Kita juga bisa mendaur ulang jadi pakaian baru dengan mengisinya.
Jika ada pakaian robek, jangan dulu untuk membeli yang baru. Lebih baik dibawa ke tukang jahit dan diperbaiki di sana. Jadi, Pakaian masih bisa dipakai.
—
Referensi:
https://www.uc.ac.id/envisi/wp-content/uploads/publikasifpd/ENVISIFPD-2020-P128-FIONA%20MAY%20LEMAN,%20SOELISTYOWATI,%20JENNIFER%20PURNOMO-DAMPAK%20FAST%20FASHION%20TERHADAP%20LINGKUNGAN.pdf
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/mengenal-fast-fashion-dan-dampak-yang-ditimbulkan/
https://www.google.com/amp/s/www.parapuan.co/amp/533090199/5-cara-mudah-daur-ulang-pakaian-yang-bisa-dicoba-di-rumah-apa-saja
https://www.its.ac.id/news/2022/11/02/fast-fashion-waste-limbah-yang-terlupakan/#:~:text=Fenomena%20fast%20fashion%20dapat%20didefinisikan,melimpah%20dengan%20waktu%20relatif%20cepat.
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/03/25/fast-fashion-tren-mode-yang-menjadi-bumerang-terhadap-lingkungan/
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/articles/crgnlzvkz0eo.amp