Cara Selesai dengan Diri Sendiri!
HIDUP makin ke sini kok makin berasa hampa aja, ya? Kalo enggak hampa, ya, paling ngerasanya banyak masalah. Kalo lagi enggak ada masalah, rasanya malah kosong. Sebenarnya apa sih yang sedang terjadi sama diri kita sendiri?
Kadang kala pengin ngerasain hidup punya isinya, tapi bukan tentang beban, melainkan isi yang punya peran besar dalam hidup. Akan tetapi, Keinginan itu rasanya terlalu besar untuk diwujudkan oleh kita yang bukan apa-apa.
Ya, gimana enggak? Jangankan punya peran besar, berperan baik untuk diri sendiri pun masih terseok-seok. Ada sesuatu dalam diri yang belum diselesaikan, entah belum, entah enggan, atau bahkan enggak menyadari bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan.
Ingin Mulai Berperan Besar? Ini Dia Cara Selesai dengan Diri Sendiri!
Hidup hampa dan kebal masalah, barangkali ada pola pikir dan prinsip yang udah saatnya untuk diubah. Stuck di suatu keadaan, enggak ada perkembangan grafik yang meningkat. Tentu alur kehidupan akan terasa monoton dan enggak ada gunanya.
Mungkin terdengar keras, tapi terus-menerus menyerah pada kehampaan, kenapa engvak coba untuk bangkit dan mulai berperan penting—seenggaknya dalam hidup kita sendiri?
Peran di sini bisa berupa pencapaian atau keinginan yang bermanfaat bagi diri Sendiri maupun orang lain. Namun, untuk mendapatkan peran tersebut, tentu kita perlu selesai dengan diri sendiri.
1. Mulai Produksi tanpa Berkonsuntif
Salah satu musuh terbesar adalah diri sendiri dan salah satunya dipicu oleh omongan orang terhadap diri kita. Bukan hanya itu, melainkan kita akan berusaha mengikuti standar tersebut. Padahal, apa yang kita punya enggak sesuai dengan standar tersebut.
Contoh, standar kecantikan. Indonesia khas dengan perempuan berkulit sawo matang. Lantas, di tengah itu tersebar bahwa putih adalah standar kecantikan yang hakiki. Alhasil, beberapa dari kita jadi insecure, yang punya banyak uang langsung memutihkan kulit, yang enggak punya banyak uang?
Cara selesai dengan diri sendiri, coba mulai saat ini cari hal-hal yang bikin kita jadi produktif. Mulai menggali high value. Value kita itu bukan soal fisik, melainkan potensi, sikap, tanggung jawab, dan prinsip.
Teman Vina bisa mengikuti komunitas yang bisa membuat value jadi berkembang, mulai melakukan kegiatan produktif. Dibandingkan mengonsumsi sesuatu hal yang harus mengikuti standar.
Standar itu letaknya pada bagaimana kita mengembangkan diri kita setiap harinya? Fisik memang penting, seenggaknya kita rapi dan dapat menjaga penampilan. Namun, penampilan enggak akan menarik kalau pribadinya kurang, 'kan?
2. Mulai Bisa Manajemen Diri
Untuk bisa mulai produktif, Teman Vina coba deh bikin jadwal keseharian dan rutinitas. Masukkan kegiatan produktif yang sifatnya mengembangkan diri kita. Kemudian konsisten dan gunakan manajemen waktu yang baik. Pastikan untuk enggak menunda-nunda.
Salah satu cara selesai dengan diri sendiri adalah kita mulai mengatur dan Manajemen diri. Apa pun itu, baik waktu, uang, pikiran, dan bahkan produktivitas. Produktif secara berlebihan juga enggak baik.
Tentukan mulai dari mana skala prioritas. Sekiranya hal apa yang paling penting dalam satu hari itu yang harus diselesaikan lebih dulu? Misalnya ada pekerjaan, tenggat tugas di hari yang sama, dan jadwal main.
Pekerjaan udah pasti skala prioritas karena menjadi penopang memenuhi kebutuhan hidup. Kedua, berarti kita harus selesaikan tugas sebelum tenggat, baru main. Akan tetapi, kalau ternyata membuat tugas memakan waktu, kita bisa memanfaatkan waktu luang saat bekerja untuk mengerjakan tugas.
Intinya adalah, kita tau mana yang harus diprioritaskan, mana yang harus dikesampingkan. Begitu pula dengan manajemensi yang lain, kalau kita udah bisa memanajemen diri, misal dari pikiran negatif ke pikiran positif, kita udah siap untuk berperan besar.
3. Bisa Bedakan Mana Keinginan dan Kebutuhan
Kenapa diri sendiri bisa jadi musuh terbesar? Sebagai manusia, pasti punya hawa nafsu. Meski enggak terlihat, hawa nafsu ternyata begitu sulit untuk dikendalikan.
Salah satunya adalah memenuhi keinginan. Memangnya enggak boleh? Ya, boleh-boleh aja kok, enggak ada yang salah. Akan tetapi, sebelum kita benar-benar mengusahakan keinginan tersebut, pikirkan lebih dulu kira-kira butuh enggak, ya? Apakah dengan mendapatkan keinginan, jadi mengganggu kebutuhan?
Misalnya, ketika kita ingin membeli sebuah pakaian yang saat ini lagi tren. Pengin banget beli pakaian itu biar bisa samaan kayak orang-orang. Istilahnya, FOMO. Tiba-tiba beli dan melupakan bahwa ada kebutuhan lain yang harus diprioritaskan, yaitu dia harus menabung.
Sebenarnya enggai masalah, tapi kita juga harus mengerem keinginan ketika tau ada kebutuhan lain yang lebih penting. Pakaian enggak akan dipakai setiap hari—toh masih ada pakaian yang lain, 'kan? Cara selesai dengan diri sendiri adalah saat kita mampu mengendalikan keinginan dan mengutamakan kebutuhan.
4. Memahami Makna dan Tujuan Hidup
Kalau mau ditarik lagi ke belakang, keberadaan manusia sampai bisa berada di titik ini adalah karena dia diciptakan. Dan Dzat yang menciptakan kita adalah Tuhan semesta alam. Tentunya, Tuhan menciptakan kita bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan hidup yang harus diterapkan oleh manusia.
Salah satunya tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Tuhan. Setelah itu apa? Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Mempunyai peran besar dalam hidup, bahwa hidup pun perlu ada isinya supaya waktu enggak berjalan sia-sia. Inilah yang dinamakan makna hidup.
Cara selesai dengan diri sendiri, barangkali kita merasa hampa karena kita enggak mengutamakan Sang Pencipta. Kita terlalu mementingkan urusan duniawi. Barangkali kita terlalu lelah menghadapi masalah karena lupa untuk menumpahkan dan memohon kepada Tuhan.
Mungkin terdengar terlalu religius, tapi bukankah kita selama ini terlalu bersandar pada dunia, ya? Udah saatnya, kita untuk menyadarkan segala hal kepada Dzat yang menciptakan kita.
Tujuan hidup pun perlu dirancang, mau jadi peran yang seperti apa kita di dunia ini? Lakukan prosesnya dengan sabar dan yakin, selama itu berada di jalan yang benar. Yang terpenting adalah menghargai proses.
5. Berdamai dengan Diri Sendiri
Apakah Teman Vina tau, bahwa sejatinya manusia enggak pernah bisa selesai dengan dirinya sendiri? Bahwa, setiap fase akan selalu memiliki masalahnya sendiri. Ada kalanya, ketika kita merasa udah selesai, tapi di masa depan kita jadi kembali sulit untuk mengendalikan diri.
Inti dari selesai dengan diri sendiri adalah ketika kita mampu berdamai dengan diri sendiri. Dengan menerima segala kekurangan, bukan untuk dipasrahkan, melainkan diperbaiki. Mulai menentukan prinsip dan standar hidup sendiri, bahwa kita bisa bahagia tanpa harus mengikuti standarisasi.
Memahami bahwa kecewa dan air mata bukan tanda kelemahan, melainkan salah satu cara untuk memupuk kekuatan. Berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain, yakin bahwa kita adalah orang yang spesial dan memiliki value.
Berdamai dengan diri sendiri artinya kita bisa fokus dengan apa yang bisa kita kendalikan dan enggak terpengaruh dengan omongan dan asumsi orang lain. Memang enggak semudah itu, tapi cara selesai dengan diri sendiri paling dasar adalah berdamai.
Tulisan yang bagus, Vina! banyak banget yang butuh motivasi bahwa diri kita sudah cukup, salah satunya adalah aku sendiri ehehehe