Kiat Mengatasi Rasa Malu: Menjaga Kesejahteraan Hidup

JUJUR AJA, kadang suka sebel dan gemes sama teman yang dikit-dikit malu, apa-apa malu. Ya, sebenarnya manusiawi sih, ya. Aku pun punya rasa malu. Akan tetapi, kalau rasa malu jadi menghambat kehidupan kita yang hsrusnya damai ini, ‘kan, bikin pengin getok kepalanya. Kamu punya enggak sih teman yang nyebelin kayak begini? Soalnya, aku punya, nih, teman model begini.

Pernah nih suatu hari, kami lagi jalan bareng di pusat perbelanjaan. Seperti biasa, kita debat soal beli jajan. Jadi, temanku ini mau beli tahu isi dengan harga dua ribu. Dan, karena dia enggak mau beli banyak—takut kenyang katanya—dia cuma beli dua aja alias empat ribu rupiah. Permasalahannya, dia malu karena cuma beli dua, sementara saat itu aku udah lapar mau makan pisang goreng. Setelah perdebatan pelik, akhirnya aku deh yang berperan membeli tahu isi untuk dia.

Maksudku adalah, ya, kenapa harus malu kalo pengin dan keinginan itu bisa tercapai? Ya kali keinginan yang harusnya mudah dicapai, jadi enggak tercapai hanya karena rasa malu? Nah, rasa malu kayak begini nih yang bikin kedamaian dan kesejahteraan hidup kita, iya enggak sihhh? Apa lagi kalau udah urusan perut, enggak ada rasa malu! Xixi. 

Kiat Mengatasi Rasa Malu demi Kesejahteraan Hidup!

ketika merasa malu
Aku yakin bahwa rasa malu yang dialami temanku bukan hanya terjadi pada dirinya, melainkan juga pada orang lain. Oleh karena itu, pada artikel ini aku akan membahas kiat mengatasi rasa malu supaya hidup—paling enggak—lebih sejahtera dan mudah. Ya, malah dipikir-pikir, kadang rasa malu ini bikin hidup jadi lebih sulit. Ya, contohnya aja tadi, punya keinginan yang seharusnya bisa dimiliki, tetapi malah tertahan karena malu. Akhirnya, hanya memendam keinginan itu dalam-dalam. 

Seperti yang udah kukatakan bahwa rasa malu itu wajar dan terjadi pada siapa aja. Dan, kita pun perlu memiliki rasa malu untuk punya antisipasi dan batasan perilaku. Jadi, dengan adanya rasa malu kita seenggaknya tau apa aja hal-hal yang menyalahi norma dan moral. Namun, kadang-kadang sesuatu yang berlebihan itu juga enggak baik, ‘kan? Artinya, kita harus bisa manajemen atau penempatan rasa malu yang pas.

Rasa malu itu terdiri dari tiga jenis
  • Rasa malu karena menyalahi norma dan moral
  • Rasa malu yang bukan didasari kesalahan norma dan moral
  • Rasa malu karena kurangnya rasa percaya diri 

Dilansir dari Diversus Health, menurut para ahli, alasan utama seseorang merasa malu karena mereka takut ditolak atau dikritik terhadap sesuatu yang ingin mereka miliki. Disebutkan juga bahwa rasa malu dapat membuat seseorang jadi enggak percaya diri dan juga berdampak pada kesehatan mental.

Meskipun memang ada rasa malu yang hadir karena faktor genetik. Akan tetapi, bukan berarti kita enggak bisa melawannya, ‘kan? Berikut ini kiat mengatasi rasa malu!

Kiat mengatasi rasa malu

1. Kenali Pemicu Rasa Malu

Memang ini bukan hal mudah, tetapi kita perlu melakukan evaluasi terhadap pengalaman memalukan yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini bertujuan supaya kita bisa mengenal apa-apa aja sih yang bikin kita merasa malu? Misal, pernah terpeleset di depan umum atau salah manggil orang. Itu berarti ke depannya kita harus lebih fokus dan jangan ceroboh.

Selain itu, perhatikan juga esensi dan tujuan perilaku kita. Apakah hal yang kita lakukan itu memalukan? Apakah tujuan dari perilaku tersebut memalukan? Misal, ada tugas disuruh menyanyi depan kelas. Ya, enggak perlu malu, toh bukan kamy aja yang bakal maju, ‘kan?

2. Menerima/Validasi Rasa Malu

Kita sama-sama memahami, setelah melakukan kesalahan dan merasa malu, kadang rasa malu membekas lama sekali. Namun, itu enggak apa-apa, semua orang pernah melakukan kesalahan. Tugas kita selanjutnya hanya perlu memvalidasi rasa malu tersebut.

Validasi di sini tujuannya bukan untuk membuat kita makin merasa malu dan jadi enggak percaya diri. Jadikan validasi di sini sebagai bentuk antisipasi ke depannya. Rasa malu itu wajar kok, tetapi kalau enggak ada rasa malu setelah melakukan masalahan, ini yang perlu dipertanyakan dan hindari. 

3. Jangan Takut Ditolak/Dikritik

Kiat mengatasi rasa malu selanjutnya setelah kita validasi rasa malu, kita juga harus bisa berlapang dada untuk menerima penolakan dan kritikan. Misalnya, guru meminta para murid untuk menjawab sebuah persoalan. Sebetulnya, kita tau jawabannya, tetapi kita malu dan jadi ragu sama jawaban sendiri. Kalo jawaban salah gimana, ya? Nanti dimarahin sama guru! Malu, ah!

Dan, ternyata jawaban dalam pikiran itu benar, tetapi dijawab oleh murid lain. Pasti rasanya menyesal, ‘kan? Jadi, kita harus belajar untuk berani. Kalau salah pun, kita akan mendapatkan pelajaran kok. Dan, guru pun enggak akan memarahi. Kalau ada orang yang mengejek dan underestimate kita karena salah, itu bukan salah kita, melainkan mereka yang enggak tau cara menghargai.

4. Positive Self Talk

Enggak ada salahnya kita menerapkan kiat mengatasi rasa malu dengan self talk positif. Rasa malu cenderung membuat kita jadi enggak percaya diri. Kita perlu punya waktu dan ruang untuk berbicara hal-hal positif terhadap diri kita sendiri. Ini akan bermanfaat bagi pengembangan diri kita.

Pahami bahwa kita punya kelebihan dan kebaikan. Katakan bahwa kita punya kelebihan itu. Katakan bahwa rasa malu itu wajar dan melakukan kesalahan itu sifatnya manusia. Ubah pola pikir bahwa kesalahan yang telah terjadi adalah pembelajaran baru dalam kehidupan kita yang orang lain enggak mungkin mendapatkannya.

Berani bersosialisasi

5. Belajar Bersosialisasi

Ada rasa malu yang pada akhirnya membuat kita malu untuk berinteraksi dengan sosial. Hal ini, ya, masih berkaitan dengan kepercayaan diri yang kurang. Misal merasa enggak layak berada di suatu circle. Padahal, orang-orang di circle itu pun enggak masalah dengan keberadaan kita. Rasa malu sering kali diciptakan oleh pikiran kita sendiri. Pikiran yang sifatnya ilusi, tetapi dampaknya amat nyata. 

Coba untuk mulai berani bersosialisasi, mulai percakapan baru dengan—paling enggak—satu atau dua orang. Kalau masih teras sulit, mulai dengan langkah kecil seperti menjadi pendengar yang anh baik untuk orang lain. Pelajari pula gimana cara berkomunikasi yang baik. Sebagai manusia tentu kita perlu bersosialisasi.

Kita juga bisa ikut aktif dalam komunitas ataupun kelas. Yang mana di dalamnya berisi orang-orang dengan minat serupa seperti kita. Hal ini akan memudahkan kita dalam berbaur, berdiskusi, dan meningkatkan kepercayaan diri.

NAH, begitulah kiat mengatasi rasa malu yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa lagi, di era digital seperti ini orang pemalu makin banyak karena perkembangan teknologi memudahkan orang pemalu untuk berekspresi dan berinteraksi di media sosial. Namun, kabar baiknya adalah kehadiran teknologi membuat orang pemalu lebih terbantu untuk bersosialisasi meski melalui media daring.


Referensi

https://hellosehat.com/mental/stres/mengatasi-rasa-malu/

https://diversushealth.org/mental-health-blog/12-tips-to-overcome-shyness/
Next Post Previous Post
7 Comments
  • Wakhid Syamsudin
    Wakhid Syamsudin 28 Februari 2024 pukul 07.22

    Malu emang baik ketika tepat pada tempatnya. Malu yang menjelma jadi rasa minder bahkan takut akan penilaian orang haruslah dihilangkan. Jadi diri sendiri tanpa perlu malu pada realitas yang ada.

  • Ide Bisnis MQ
    Ide Bisnis MQ 28 Februari 2024 pukul 10.39

    Tapi aku pernah merasa sangat malu saat disuruh nyanyi didepan kelas Kak. Entah kenapa ya? Emang semua dapat giliran tapi kayaknya aku nggak bakat nyayi deh, makanya malu setengah mati wkwk, tapi kalau disuruh ngomong depan orang baru pede. Mungkin salah satunya karena berhubungan dengan kapabilitas diri kali ya.

  • Amelia
    Amelia 28 Februari 2024 pukul 13.04

    Amel juga sebenarnya sedang berjuang menepis rasa malu. Saking malunya, Amel jadi takut presentasi atau maju di depan kelas. Tapi ini harus dilawan sih, karena kalau tidak malah jadinya presentasi kita hancur karena kurangnya kesiapan dan terlalu memikirkan masa depan, malah makin bikin mood ancur ga sih?

  • Heni Hikmayani Fauzia
    Heni Hikmayani Fauzia 28 Februari 2024 pukul 20.09

    Naah..ini nih udah yang paling betul emang. Kalau ingin sukses jangan pemalu...apa-apa malu yaa gimana mau maju ya.

  • Simiati257
    Simiati257 28 Februari 2024 pukul 21.32

    Terkadang diriku tuh masih suka nunggu orang dulu baru mau ikutan, entah itu disebut pemalu atau engga. Kadang juga suka malu-maluin. Tapi lebih malu kalau jatuh didepan banyak orang, sakitnya ga seberapa, malunya itu loh

  • Sarieffe
    Sarieffe 28 Februari 2024 pukul 22.04

    Kok ya aku pernah mengalaminya juga, haha. Tapi alhamdulillah berangsur berkurang setelah makin dewasa, eh makin tua. Dan karena kadang udah kepepet jadi malunya berubah jadi percaya diri, soalnya aku berpikiran kalau mau sesuatu yg perlu berjuang. Termasuk berjuang mengalahkan malu, hehe

  • Han
    Han 29 Februari 2024 pukul 05.37

    Kalo kata orang mah, harus punya rasa malu yaa wkwk kalo engga malah repot. Tapi bener malunya harus pada tempatnya jadi ngga merugikan diri sendiri juga

Add Comment
comment url