Opini tentang Privilege: Siapa Bilang Punya Privilege itu Enak?

SALAH SATU dambaan dari masa quarter life-crisis adalah memiliki privilege. Dengan privilege, segala rintangan akan mudah dihadapi. Namun, apakah harus punya privilege dulu baru bisa mulai mencapai impian? Lantas, bagaimana dengan orang-orang yang enggak memiliki privilege? Rasa-rasanya enggak make sense kalau kita ngerasa susah dan orang lain lebih dimudahkan karena punya privilege. 

Oke katakanlah aku sendiri. Aku punya privilege, sehingga bisa memaksimalkan potensi menulis dengan fasilitas yang bisa kugunakan. Aku sadar, apa yang aku dapatkan saat ini merupakan sebuah privilege yang harus dimanfaatkan dengan baik. Dan, aku punya cara sendiri dalam memanfaatkannya. Kadang aku suka kesal dengan orang yang mengadu nasib denganku.

Mengatakan bahwa nasibku lebih baik daripada dia. Oke, ini memang jadi salah satu hal yang membuatku bersyukur terhadap keadaanku saat ini. Lantas, bukan berarti aku harus memanfaatkan nasibku (re: privilege) sesuai dengan keinginan dia yang enggak memiliki nasib sama denganku. 

Aku setuju bahwa privilege menjadi salah satu ‘jalan ninja’ untuk menjadi seperti yang kumau. Namun, ninja juga butuh ketangkasan, kecepatan, dan langkah strategis, ‘kan? Punya privilege bukan berarti jalan mulus. Privilege itu tanggung jawab dan bukan hal yang mudah untuk mengemban sebuah tanggung jawab.

Enggak semua orang menyadari kalau ‘kemudahan’ yang dia miliki adalah sebuah privilege. Dan, enggak semua orang sadar kalau privilege yang dimiliki itu adalah sebuah tanggung jawab. Pada akhirnya, ketika kita punya fasilitas, tetapi enggak dimanfaatkan dengan baik, akan sia-sia juga potensi dan peluang yang kita miliki. Salah satu cara mensyukuri adanya privilege adalah dengan bertanggung jawab. 

Enggak punya privilege bukan berarti enggak bisa punya karier seperti yang diinginkan. Semua tergantung pada pola pikir kamu. Harus realistis. Ketika menyadari kamu enggak punya privilege, dan privilege itu ternyata dipunyai teman kamu. Jangan kamu banding-bandingkan. Kamu harus cari cara gimana caranya meraih karier, meskipun tanpa privilege. Kalau pola pikirmu masih mengklaim privilege adalah segalanya, berarti kamu sendiri yang menghambat diri mencapai impian kamu.

Aku tau, aku paham, enggak mudah untuk menghadapi quarter life-crisis. Namun, semuanya akan butuh tantangan. Dan, itu termasuk sebuah proses, ‘kan? Apalah keberhasilan tanpa proses? 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url