Membaca Cinta dari Tanda Baca
TANDA BACA sudah seyogyanya menjadi unsur paling penting dalam sebuah tulisan. Dengan tanda baca, tulisan akan lebih mudah dipahami, rapi, dan enak dibaca. Tanda baca, pun, dapat mencegah pembaca dari kesalahpahaman. Penggunaan tanda baca pun harus ditempatkan di tempat yang tepat.
Namun, kali ini, aku enggak bakal membahas tanda baca secara teori. Aku mau ajak kalian mengenal tanda baca dari sudut pandang lain. Kali ini, kurelasikan antara sebuah fenomena dengan pemaknaan dari tanda baca itu sendiri. Cinta dan tanda baca, di mana korelasinya?
Di sini.
Ini titik (.), ini koma (,), dan ini cinta (♥️). Tentu saja cinta bukanlah bagian dari tanda baca, melainkan bagian dari kehidupan kita sebagai manusia yang memiliki hati. Namun, apakah kamu tahu korelasi di antara tiga hal itu? Mari kita pelajari tanda baca dan memahami cinta dalam satu tulisan ini.
1. Tanda Titik (.)
Memiliki definisi untuk mengakhiri sebuah pernyataan. Tanpa tanda titik, apa jadinya sebuah tulisan? Seperti lari tanpa henti, kita akan merasa ngos-ngosan. Bacanya pun jadi capek. Contohnya:
- Aku suka dia.
- Dia suka yang lain.
Begitu juga dengan cinta.
Cinta butuh titik ketika sebuah pernyataan telah dinyatakan. Pernyataan di sini punya dua makna, entah baik stau sebaliknya. Namun, ketika cinta sudah dinyatakan enggak ada harapan lagi, yok, sudah saatnya kamu berhenti untuk mencintai.
Tanda titik bisa menjadi akhir dari sebuah kalimat, akhir dari paragraf, dan akhir dari suatu tulisan. Ketika pernyataan cintamu sesuai harapan, maka lanjutkanlah kalimat-kalimat selanjutnya sehingga menjadi tulisan romantis. Bahkan jika sampai menumpuk penuh paragraf, semoga titik akhirnya adalah kebahagiaan. Namun, kamu benar-benar harus berhenti dan menutup cerita cintamu dengan titik terakhir tanpa kalimat atau bahkan paragraf selanjutnya. Tutup bukumu, ceritamu mungkin punya akhir yang enggak baik-baik aja, tetapi kamu akan menemukan titik awal dengan akhir yang membahagiakan.
2. Tanda Koma (,)
Tanda baca ini sering jadi sasaran kesalahpahaman jika salah menempatkan. Dia bertugas memberi jeda di antara kata, frasa, dan bilangan. Contohnya:
- Hal yang harus kamu lakukan ketika move on adalah jalani, rasai, dan nikmati.
- Move on bukan tentang melupakan, melainkan tentang membiasakan diri.
Kamu butuh koma dalam mencintai, butuh jeda untuk dapat mengantisipasi diri. Kamu enggak bisa terus-menerus menghajar diri untuk terus mencintai, sementara pernyataan belum juga menemui titiknya. Ingat, satu kalimat butuh titik untuk berhenti.
Koma dapat kamu tempatkan ketika kamu ragu terhadap perasaanmu sendiri. Bahkan, jika perjuanganmu enggak kunjung menampakkan hasil, sementara beri jeda lebih dulu. Pikirkan dan renungkan, apakah kamu akan berhenti pada tahap ini dan menjadikannya sebagai kalimat terakhir?
Jeda, juga kamu butuhkan untuk mengendalikan harapan dan ekspektasi. Sering kali, orang akan patah hati karena harapan dan ekspektasinya sendiri ketika mencintai. Sebelum mendapat pernyataan, beri jeda dan mewaraskan diri dari cinta.
3. Tanda Seru (!)
Sebagai akhir dari sebuah ungkapan terkait kesungguhan, kekaguman, dan emosi. Sebuah kalimat akan terasa biasa aja jika enggak diberi tanda yang seharusnya, seperti tanda seru ini. Biar makin seru, memang sebaiknya diberi tanda seru supaya kalimat menjadi lebih hidup. Contohnya:
- Pergi kamu!
- Wah, kamu baik banget!
- Serius, aku cuma suka sama kamu!
Kadang-kadang cinta memang membutuhkan pejuang yang berani dalam menyerukan perasaannya. Mungkin, bagi beberapa orang akan memilih untuk diam dan tenggelam bersama perasaannya sendiri. Namun, bagi yang lainnya cinta adalah aspirasi yang mesti disuarakan.
Dalam hal lain, cinta butuh tanda seru untuk menyadarkan diri kalau-kalau kamu sudah terlalu jauh dalam melangkah. Tanda seru dapat membuat kamu sadar untuk kembali dan jangan dilanjutkan. Hal itu terjadi, ketika kamu tahu bahwa cinta sedang enggak berpihak kepadamu. Jadi, lepaskan!
4. Tanda Pisah (—)
Berguna untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan sebagai bagian utama dari kalimat tersebut. Contohnya:
- Ketika kamu telah lelah dalam mencintai—secara sadar—berhenti, berhenti, dan berhenti.
- Kurasa—tanpa meragu—dia menyukaiku.
Kamu bukanlah bagian dari dia ketika sudah jelas sebuah pernyataan. Dalam hal ini, lamu perlu cepat-cepat membuat kalimat terakhir. Sebab, jika setiap kalimat terdapat tanda pisah, itu sangat enggak efektif. Sama dengan mencintai, ketika dalam setiap perjuangan sudah jelas-jelas tertera bahwa kamu bukan bagian dari dia, sangat enggak efektif bagi kesehatan hati.
Jangan memaksa diri untuk tetap mencintai dan berharap dia akan mencintaimu—suatu saat. Jangan pernah mengulangi hal bodoh yang hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Selanjutnya, pulihkan saja lukamu dan tunggu fase di mana kamu akan menertawakan masa kini di masa depan.
5. Tanda Elipsis (...)
Mungkin masih banyak dari kita yang asing dengan tanda baca satu ini, elipsis. Elipsis memiliki wewenang menghilangkan sebuah kata dalam suatu kalimat. Contohnya:
- Aku suka kamu, tetapi kamu ...
- Ah sudahlah, meski cintaku ... aku bisa melaluinya.
Dalam mencintai, kadang-kadang masih suka lupa bahkan asing. Bahwa sesuatu yang samar, sudah seharusnya dihilangkan. Ketika rasa cinta itu enggak bisa sama-sama diperjelas, elipsis jadi salah satu solusi paling ampuh. Hilangkan rasa itu, meski maknanya tersirat.
Kamu enggak bisa terus-menerus membiarkan kekosongan dalam setiap kalimat. Bagaimanapun tulisan butuh suatu kejelasan sehingga menjadi utuh. Kamu juga butuh kejelasan untuk menjadi utuh, gunakan elipsis ketika cinta sudah enggak ada kejelasan lagi.
Sebetulnya, masih ada banyak tanda baca yang belum kulampirkan di sini. Akan tetapi, semua tanda baca di sini punya korelasi kuat dengan fenomena mencintai. Kuharap, tulisan ini dapat menjadi pelajaran dan kesadaran bagi kita semua, bahwa mencintai juga seperti tulisan yang butuh tanda baca.
Ya, begitulah mencintai. Ketika tulisan butuh tanda baca sebagai unsur-unsur penting untuk menjadi tulisan yang baik. Dalam mencintai, kamu mesti lihai dalam memahami tanda bacanya, alasannya sederhana, supaya kamu enggak kecewa terlalu dalam.
Disclaimer, ya, aku pakai definisi umum aja karena supaya sesuai dengan korelasinya—cinta. Untuk mengetahui definisi masing-masing tanda baca secara lengkap, teman-teman bisa kunjungi situs EYD V.
Kalau tanda tanya (?) berarti belum ada kepastian ya, Kak? Hiks.
ada sebenernya, kalau mau dikorelasikan jadi begini. Cinta itu akan terus menjadi tanda tanya ketika kita engggak mencari tahu kepastian.
Jadi inget kasusnya Sambo, yang suratnya ditelaah dari sudut tanda bacanya
tanda baca memang sepenting itu, ya, Kakk. btw, Kakak jeli banget sampe bawa-bawa Sambo, hihi.