Harapan di Bulan September [Bukan Puisi hanya Intuisi]

ini awal September

seseorang bertanya

“Apa harapanmu di bulan ini?”

keningku berkerut

memikirkan jawaban

merancang harapan-harapan 

aku berpikir keras

kira-kira apa yang kuharapkan lagi?

ketika bergerak ke masa lalu

aku memilah-milah

mana harapan yang belum terjadi

aku termenung dan membatin

“Ternyata banyak harapan yang belum rampung.”

daripada kembali memilah

aku lebih suka memilih

memilih untuk tidak kembali berharap

ya, memang, kita butuh harapan

untuk memacu diri menjadi punya motivasi

namun, tenang saja

kali ini aku punya motivasi yang bagus

yaitu mencegah diri dari segala yang mematahkan

sebab, banyak sekali harapan di sana

yang menuntun diri pada kepatahan


ini awal September

aku berharap untuk tidak lagi merasa patah

bulan ini biarlah berjalan sebagaimananya

apa pun dan bagaimanapun jalannya

aku hanya akan menjalaninya

tanpa menuntut

tanpa berharap

tanpa ekspektasi

dan dalam perjalanan itu

aku hanya ingin menikmati

sisa-sisa kepatahan

dari harapan kandas kemarin-kemarin

aku menyerah pada harapan

akan tetapi,

aku tidak menyerah dengan diri sendiri

kupikir inilah cara bijakku

dalam mengantisipasi kepatahan

demi tidak menyakiti diri sendiri lagi

nyatanya,

memang harapan itulah yang menyerang

perlahan-lahan sampai menguasai diri

bahkan menyakini diri siap untuk patah

memang benar, tetapi

mau siap ataupun mau tidak siap

ternyata,

patah tetaplah patah

jatuh tetaplah jatuh

sakit tetaplah sakit

siap bukan berarti kebal terhadap rasa

pada hakikatnya,

rasa tetaplah rasa

yang bisa dirasakan 

yang harus dirasakan

rasa adalah rasa

mau sepatah apa pun

rasa hanya bisa dinikmati

dalam hal ini

aku sudah jengah dan lelah

terhadap kepatahan-kepatahan

akibat harapan yang kubiarkan tumbuh

ya, itu adalah kesalahan fatal

yang bodohnya

terjadi berulang kali


dan ini adalah September

aku akan mulai berjalan 

mungkin tidak akan mudah

namun, kupastikan

perjalanan ini akan berlalu

dan menemukan pada jalan yang baru

mungkin aku meragu

namun, ini adalah keharusan yang harus

aku telah menyiapkan diri

untuk membentengi diri

untuk mewanti-wanti diri

untuk melindungi diri

untuk mencintai diri

untuk menyayangi diri

dengan tidak lagi berharap


meskipun September akan habis

tidak dengan perjalanannya

sebab, 

aku akan terus melaju

tanpa harapan

dan memilih bahagia

dengan menghindari kepatahan


art vector by storyset (freepik)     

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url