Pengaruh Bullying: Pemicu Terjadinya Perundungan

pengaruh bullying
freepik 

PENGARUH BULLYING tidak hanya mencakup terhadap korban. Memang, korban bullying menerima pukulan baik fisik maupun mental yang menyiksa. Namun, nyatanya pelaku juga mengalami pengaruh dari berbagai faktor.

Segala suatu hal terjadi biasanya selalu memiliki pemicu dan alasan yang kadang-kadang tidak disadari. Tanpa memandang sebelah mata terkait bullying, tetapi tidak ada salahnya untuk mengetahui pengaruh seperti apa yang membuat si pelaku menjadi pem-bully.

Sebab, bagaimanapun tindakan bullying terjadi dimulai dari si pelaku yang beraksi. Namun, akan ada sesuatu di balik yang mendorong pelaku itu melakukan tindakan tersebut.

Mengapa kita perlu mengetahui hal itu? Sederhananya, supaya kita dapat menghindari dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga kita dapat terhindar dari dampak-dampak bullying tersebut.

Pada artikel sebelumnya, kita sudah sama-sama tahu, pengertian bullying dan jenis-jenisnya.Pada artikel sebelumnya, kita sudah sama-sama tahu, pengertian bullying dan jenis-jenisnya. Untuk lebih mendalam lagi, aku mau ajak teman-teman untuk sama-sama memahami terkait faktor, dampak, serta cara pencegahannya.

MENGANTISIPASI PENGARUH BULLYING

Namanya manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan, maka dari itu kita perlu selalu belajar dari kesalahan. Baik kesalahan dari diri sendiri maupun orang lain. Sehingga, kita bisa menjadi manusia yang terus berusaha menjadi baik.

Kadang-kadang sebagai manusia juga tidak menyadari apa yang dikatakan dan diperbuat bisa saja menyakiti orang lain. Hal itu biassnya dikarenakan ketidaktahuan. Jadi, kita perlu hati-hati dan banyak cari tahu.

Peran-Peran dalam Tindakan Bullying

Sebelum kita mengetahui pengaruh bullying. Ada baiknya kita memahami bahwa dalam bullying tidak hanya ada pelaku dan korban. Namun, terdapat beberapa peran.

  • Bully atau Bullies, seorang pelaku yang biasanya menjadi pemimpin kelompok dengan tujuan untuk menindas korban.
  • Victim, yaitu si korban sendiri yang mengalami aksi penindasan oleh para bully. Korban biasanya dipandang lemah dari si bullies sehingga dijadikan target.
  • Follower(s), peran aktif untuk membantu dan terlibat dalam melakukan aksi penindasan.
  • Supporter(s) atau Reinforcer(s), peran yang mendukung bullies mengaksikan penindasan. Mereka ada sekelompok orang yang juga menyoraki, menertawakan, menyaksikan korban ditindas. Bahkan peran ini mengajak teman-temannya untuk menyaksikan tindakan bullying.
  • Bystander(s) atau Outsider(s), berbeda dengan supporters, peran ini pasif karena dia diam saja dan pura-pura tidak tahu terkait penindasan yang terjadi.
  • Defender(s), peran ini baik karena memihak pada korban dan membantu si korban. Namun, walaupun peran ini akan ikut di-bully.

Dengan mengetahui peran-peran tersebut setidaknya kita dapat memposisikan diri untuk tidak menjadi seperti peran bullies atau peran-peran yang membantu bullies.

Faktor-Faktor yang Memicu Pelaku Bullying

untuk apa membully
canva

Seorang bullies memang bersalah dan perbuatannya tidak dapat dimaklumi. Sebab, bagaimanapun perbuatan adalah sebuah pilihan. Dan pilihan itulah yang membuat pelaku mesti mendapatkan pelajaran.

Akan tetapi, seperti yang sempat kukatakan bahwa segala hal akan ada pemicunya. Tidak akan ada asap kalau tidak api. Banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan.

Faktor-faktor tersebutlah yang mendorong bullies, sehingga membuat sebuah keputusan untuk melakukan penindasan. Lantas, apa saja faktor-faktor tersebut?

1. Faktor Keluarga

Seorang anak yang tumbuh di keluarga dengan kebiasaan perilaku kekerasan, rentan membuat sang anak menjadi bullies. Apabila diberikan kepada anak hukuman fisik akan mengembang konsep dan harapan diri yang negatif. Hal itu dapat pula memicu sang anak untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain sebelum orang lain melakukan kekerasan kepadanya.

• Adanya Kekerasan dalam Keluarga

Anak yang menyaksikan keasrian di rumah dapat menyebabkan risiko melakukan tindakan bullying terhadap orang lain. Jika ada seseorang yang melakukan penindasan ada baiknya untuk cari tahu lebih dahulu.

Jika disebabkan oleh faktor kekerasan dalam keluarga coba untuk lakukan bimbingan dan memberi nasihat dengan baik kepadanya. Supaya bullies tidak lagi menjadi pem-bully. .

• Orangtua yang Permisif

Permisif artinya membolehkan, selalu terbuka, dan selalu mengizinkan. Orantua dengan karakter seperti ini selalu mengizinkan sang anak bebas melakukan apa pun.

Dengan begitu, maka tidak ada pengawasan yang bisa memantau perilaku si anak. Bahkan tidak dibuat aturan-aturan yang sekiranya dapat membuat anak terhindar dari perilaku mem-bully.

• Renggangnya Hubungan dengan Orangtua

Hubungan anak dengan orangtua sudah sebaiknya diperhatikan penting dalam keluarga. Bagaimanapun sang anak membutuhkan kasih sayang dari orangtuanya. Dengan begitu, akan tumbuh rasa empati dan simpati dalam diri.

Berbeda dengan hubungan anak dan orangtua yang komunikasi juga tidak baik. Dipercaya dapat memicu perilaku bullying karena kurangnya rasa empati dan simpati bagi si snak. .

• Saudara Kandung yang Abusif

Seorang anak yang memiliki saudara kandung abusif yaitu suka melakukan kekerasan, cenderung akan mengikuti contoh tersebut. Dengan faktor bullying ini membuatnya jadi tidak memiliki kekuatan.

Alhasil, sang anak akan melampiaskan kepada orang lain untuk mencari kekuatan diri. Dalam kata lain, dia melalukan perilaku penindasan.

2. Faktor Sekolah

Lingkungan sekolah menjadi tempat paling marak merebaknya aksi bullying. Anehnya, sampai sekarang masih terjadi dan kurang adanya antisipasi lebih jauh lagi. Bisa jadi hal itu membuat pelaku bullying jadi bebas melakukan tindakannya.

• Kurangnya Perhatian sekolah’Terhadap Bullying

Kurangnya perhatian bisa jadi pemicu bagi para murid untuk lebih leluasa dalam melakukan tindak bullying. Akibat terlalu sering terjadi bullying, mirisnya dianggap jadi hal yang biasa.

Semestinya peran sekolah juga punya ruang besar untuk mendidik para murid. Dan mesti mulai memberi perhatian serius terkait pengetahuan tentang betapa bahayanya bullying.

Toxic Circle dan Ikut-Ikutan

Di lingkungan sekolah pasti sudah tidak asing dengan geng-gengan atau teman berkelompok. Wajar dan tidak ada yang salah. Akan tetapi, bisa menjadi beracun jika dalam geng tersebut terdapat indikasi bullying.

Hal itu secara tidak langsung akan saling mengikuti untuk mem-bully. Sasarannya akan jatuh kepada anak yang berbeda dengan mereka

3. Faktor Sosial

Lingkungan sekitar pun punya andil besar untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Bisa jadi tadinya dia baik-baik saja, tetapi karena terjermbab dalam lingkungan yang kurang tepat akhirnya terseret.

• Salah Pergaulan

Pergaulsn yang salah juga dapat menjadi pengaruh bullying. Jika dilihat ada teman sebaya, maka dikhawatirkan temannya akan mengikuti. Hal ini lagi-lagi butuh pengawasan orangtua ataupun keluarga.

Apalagi untuk anak SD, di mana mereka ada di fase ketekunan versus rendah diri. Rasa percaya diri dan rendah diri selalu menjadi persaingan sepihak di sekolah maupun di lingkungan.

• Media Sosial yang Tidak Tepat

Era digitalEra digital lagi-lagi punya peran dalam segala kemudahan. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang dibiarkan tangannya menggenggam gawai. Sebenarnya tidak masalah, tetapi mesti dalam pengawasan.

Sebagai pengguna media sosial harus tahu cara bijak untuk memilah mana yang baik dan tidak. Mana yang mesti diambil ataupun tidak.

Tindakan kekerasan di media sosial pun bisa saja menjadi pengaruh bullying. Meskipun di sana tertera hanya konten, tetapi jika pengguna salah menangkap akan berbahaya.

• Acuh Tidak Acuh

Lingkungan sekitar yang tidak peduli, teman-teman, orang sekitar, bahkan guru yang tidak peduli akan memicu merebaknya bullying. Diam saja dan tidak peduli ketika korban dalam jebakan bullies.

Hal itu akan membuat tingkat kriminalitas terkait bullying akan bertambah. Bisa jadi membuat beberapa anak menjadi takut untuk bersosialisasi.

SETOP BULLYING!

bully takada artinya
canva

Pentingnya edukasi bullying terhadap anak-anak bahkan remaja hingga dewasa. Sebab, siapa pun bisa menjadi korban bullying.

Tidak ada yang keren dari menindas dan mengadu kekuatan dengan orang yang tidak seimbang. Apalagi mendasari kekuasaan sebagai dalih bebas melakukan apa pun.

Semua orang, tepatnya orangtua dan guru mesti menaruh perhatian lebih untuk memberikan edukasi tentang tidaks terpujinya perilaku menindas.

Kita selama ini hanya diajarkan untuk jangan membuat teman tidak nyaman. Akan tetapi, kadang-kadang hal tersebut masih dianggap permainan belaka yang bisa selesai.

Nyatanya, korban bully membutuhkan pertolongan dalam diamnya dengan segala ancsman. Pentingnya mengetahui pengaruh bullying untuk meningkatkan kesadaran diri.

Referensi:

• https://www.seributujuan.id/id/bullying

• https://www.idntimes.com/life/education/amp/isroima/penyebab-bullying-yang-sering-terjadi-pada-anak-sekolah-c1c2?page=all#page-2

• https://www.unesa.ac.id/bullying-marak-di-sekolah-pakar-psikologi-anak-unesa-ungkap-penyebab-dan-solusinya

• https://www.sehatq.com/artikel/faktor-penyebab-bullying-yang-wajib-diketahui-orangtua

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url