#REVIEWTIME! Rooftop. Buddies by Honey Dee



Detail lengkap buku:

J

udul: Rooftop Buddies

Penulis: Honey Dee

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Editor: Anastasia Aemilia

Jumlah halaman: 264 halaman

ISBN: 978-602-03-8819-9


Blurb:

Buat Rie, mengidap kanker itu kutukan. Daripada berjuang menahan sakitnya proses pengobatan, dia mempertimbangkan pilihan lain. Karena toh kalau akhirnya akan mati, kenapa harus menunggu lama?

Saat memutuskan untuk melompat dari atap gedung apartemen, tiba-tiba ada cowok ganteng berseru dan menghentikan langkah Rie di tepian. Rie mengira cowok itu, Bree, ingin berlagak pahlawan dengan menghalangi niatnya, tapi ternyata dia punya niat yang sama dengan Rie di atap itu. 

Mereka pun sepakat untuk melakukannya bersama-sama. Jika masuk ke dunia kematian berdua, mungkin semua jadi terasa lebih baik. Tetapi, sebelum itu, mereka setuju membantu menyelesaikan “utang” satu sama lain, melihat kegelapan hidup masing-masing… Namun, saat Rie mulai mempertanyakan keinginannya untuk mati, Bree malah kehilangan satu-satunya harapan hidup. Less

Review Time!

Rooftop Buddies, romansa dengan pesan yang dalam dan menyentuh. Perjuangan-perjuangan yang dilalui Rie, permasalahan pelik yang dialami Bree, dua hal yang terangkum apik di dalam satu karya novel indah milik Honey Dee. Setelah menutup buku ini, meninggalkan kesan berbalut pesan kehidupan yang penting. Siapa pun harus membacanya karena siapa pun punya masalah.

Dengan genre YA, penulis berhasil menyampaikan isi cerita dengan baik. Gaya bahasa yang digunakan pun mudah dipahami, setiap showing yang dinarasikan juga pas.Telling-nya sesuai porsi, tidak berlebihan. Bahkan beberapa part membuatku harus sulit baca akibat mata blur karena menangis. Seperti di chapter 'Up Side Down', 'in God's Plan', dan 'Rooftop Buddies', pendeskripsian adegan dan perasaan karakter benar-benar terasa sampai membuatku ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Ceritanya sangat menarik. Honey Dee betul-betul keren sekali menciptakan ide seunik ini dan fresh. Bagaimana bisa? Awal membaca saja sudah disuguhkan dengan dua anak manusia yang ingin terjun bebas dari atap apartement—bunuh diri. Dari situ saja sudah bikin penasaran tentang bagaimana kisah Rie dan Bree selanjutnya? Apakah mereka benar-benar akan mati? Setengah isi cerita kita seperti menyaksikan dua anak manusia yang merealisasikan keinginan sebelum akhirnya memutuskan untuk mati. Menarik, 'kan?

Ada beberapa tokoh yang tidak terlalu ditonjolkan secara adegan tetapi melalui cerita si Rie pada Bree, seperti karakter Jojo—adik Rie—yang hanya muncul beberapa kali tetapi ketika sesuatu terjadi padanya, aku jadi ikut merasakannya. Juga tentang Devon yang muncul di akhir-akhir cerita, benar-benar membuatku merasakan karakter yang kuat di sini.

Hanya saja ada beberapa hal seperti tata bahasa, sering ditemukan kata mendengus pada manusia daripada mendengkus. Ada juga salah tik pada ujung dialog, seperti ketambahan tanda titik. Selain itu, ada dari sisi logis di mana ketika ayah Bree diserahkan ke KPK tetapi beberapa hari selanjutnya datang ke rumah sakit dengan jas tak berdasi tanpa pengawasan ketat—ini agak aneh. Juga aku agak kurang puas dengan ganjaran yang seharusnya diterima oleh ayah Bree dan Mona, setidaknya mereka harus menderita di buku ini.

Terlepas dari itu semua, aku sangat menyukai cerita ini. Cerita dengan romansa yang tidak menye-menye, pesan  yang kuat, cerita yang amat menarik, semua terangkum menjadi satu karya yang ajaib. Honey Dee keren banget, sih. Selanjutnya aku bakal baca cerita beliau berjudul Finn. Nantikan reviunya, ya!

Rating untuk cerita ini: 4/5

#NgereadKuy
#KKCBatch10

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Petrolita Nufus
    Petrolita Nufus 7 Februari 2021 pukul 12.57

    Bagus ceritanya...

Add Comment
comment url