Hidup ini Enggak Adil
![]() |
art vector by felicities (freepik) |
HIDUP ini enggak adil. Dari hampir delapan miliar penduduk di bumi ini, mengapa harus aku yang mengalami? Dari banyaknya reaksi perasaan yang disuguhkan di dunia ini, mengapa harus rasa enggak enak yang dijejalkan? Ketidakadilan ini benar-benar membuatku capek.
Seengggaknya kalimat-kalimat di atas pernah terlintas di pikiran kita. Atau bahkan sering lewat, atau jangan-jangan saat ini sedang ada di fase tersebut? Memangnya salah? Enggak, kok, enggak ada yang salah.
Namun, kamu tahu enggak sih bahwa hidup ini enggak adil kalau dilihat dari satu sisi aja? Dan ternyata, hidup ini adil di satu sisinya lagi. Artinya adalah, kita perlu memandang hidup ini dari dua sisi.
Dunia ini luas, sayangnya kita enggak bisa menjangkau satu-satu yang berdiri di pijakan bumi. Bumi ini membentang dari ujung ke ujung, sayang kita enggak punya kemampuan untuk mencari tahu siapa-siapa yang sama runtuhnya dengan kita.
Dengan sifat dunia yang terlalu besar, apa kita berhak memvonis kehidupan ini enggak adil sementara enggak ada validasi yang akurat? Kecuali, kalau kita sudah benar-benar memeriksa bahwa semua orang di dunia bahagia secara hakiki, sementara hanya kita yang enggak bahagia. Silakan validasi hidup ini enggak adil.
Akan tetapi, apa iya? Apakah benar semua penduduk di bumi ini benar-benar berbahagia yang hakiki dan nyata? Kurasa kalaupun iya, mungkin hanya segelintir. Kalau memang ada manusia yang selalu bahagia semenjak lahir, kurasa dia kurang beruntung.
Konflik yang terjadi di hidup kita ini, akan selalu terasa berat untuk dihadapi dan dilalui. Mau enggak mau, suka emggak suka, sebagai manusia enggak ada fitur penolakan terhadap sebuah masalah yang datang. Manusia hanya punya opsi menerima. Selain itu, ya, kita enggak pernah bisa berdamai.
Kita terlalu terpaku pada masalah kita sendiri, ya, walaupun mungkin kita akan berpikir untuk apa kita memikirkan orang lain? Namun, ternyata itu enggak apa-apa juga sesekali, hanya untuk menyadari bahwa kita enggak sendirian.
Orang-orang di sekitar yang kita lihat bahagia-bahagia selalu tanpa beban. Percaya sama aku, mereka punya banyak stok topeng ekspresi senang yang selalu dipakai ke mana-mana. Untuk memakai topeng tersebut, ada sgo yang ditekan, ada kesedihan yang disembunyikan.
Kita enggak pernah tahu, betapa susahnya mereka berpura-pura bahagia di muka umum, sementara dia luruh dan patah di mukanya sendiri. Kita enggak pernah tahu, mereka sama seperti kita yang punya masalah.
Kita enggak perlu menjelajah dunia untuk memvalidasi ketidakadilan dalam hidup kita. Kita hanya harus paham, bahwa kita hidup di dunia enggak hanya untuk senang-senang, tetapi ada patah-patah yang harus ditemani dan dijadikan pelajaran.
Enggak etis juga kita untuk mencari perbandingan ke sana kemari. Kita enggak bisa mengadu nasib masalah kita lebih berat dibandingkan orang lain, itu egois dan persepsi yang enggak baik. Nyatanya, setiap manusia akan selalu merasa berat dalam memikul beban masalahnya sendiri.
Konflik kehidupan itu bukan sesuatu yang ringan. Setiap dari kita, punya porsi masing-masing dalam mengemban konflik tersebut. Dan kita semua punya cara sendiri dalam mengelola dan menghadapi konflik berat itu.
Ada yang bisa diselesaikan, ada yang sulit untuk diselesaikan. Sebagiannya memilih untuk menghadapi, sebagiannya lagi bertarung. Apa pun bentuk masalahnya, enggak ada kata lari dari sana, enggak ada kata menyerah terhadap masalah. Ketika kita enggak mampu menghadapi apalagi bertarung, kita hanya perlu berdamai dengan masalah itu sendiri.
Sederhana, tetapi kuakui itu bukanlah hal mudah. Untuk dapat berjalan bergandengan dengan konflik, dibutuhkan waktu dan kedewasaan. Namun, kenyataannya masalah akan lebih manusiawi setelah kita berjiwa besar untuk berjabat tangan dengan masalah itu sendiri.
Kadang-kadang, kita hanya perlu bersyukur untuk akhirnya bisa merasakan bahwa masalah ini adil untuk kita rasakan. Kita adalah orang-orang beruntung yang mendapatkan konflik-konflik kehidupan. Sebab, konflik kehidupan adalah pelajaran seumur hidup yang membuat kita berkembang dan menjadi manusia yang lebih baik.
Ketika kamu merasa hidup ini enggak adil, lekaslah buka pintu rumahmu. Hirup udara dalam-dalam dan hela pelan-pelan. Pandanglah dunia luas-luas, telisik kehidupan dari dua sisi. Kamu akan temukan bahwa dunia ini adil ketika kita telah menerima dan mengenal hidup ini secara dalam.
Hidup ini enggak akan pernah adil selama kita memvonis seperti itu. Sementara, keadilan itu diperjuangkan bukan diabaikan.