Alasan Kita Susah Bersyukur!
MASALAH selalu ada aja celahnya untuk masuk ke kehidupan kita. Sering kali, masalah yang satu belum selesai, eh, ada masalah baru lagi. Pusing, ya?
Kehadiran masalah di hidup, amat sangat mempengaruhi sikap dan tindakan kita dalam melakukan atau memandang sesuatu. Pada akhirnya, akan menentukan apakah masalah bisa selesai?
Teman Vina tau enggak sih, salah satu cara yang bisa menyelesaikan masalah, atau paling enggak membantu kita berdamai dengan segala bentuk masalah itu apa? Bersyukur. Yup, itu jawaban. Kok bisa?
Alasan Kita Susah Bersyukur, Hidup jadi Uring-Uringan
Bersyukur. Siapa sih yang enggak asing dengan istilah itu? Atau bahkan ada di antara kita yang udah capek disuruh bersyukur mulu kalo lagi ngeluh. Satu kata sederhana, tetapi mengandung makna dalam. Namun, sayangnya enggak semua orang mendapatkan esensi dari rasa syukur.
Dalam bahasa arab, syukur adalah kita menyadari suatu hal yang bikin kita bahagia dan menunjukkan kebahagiaan tersebut. Sementara, dalam bahasa inggris atau gratitude adalah pengungkapan penghargaan terhadap apa yang kita miliki. Kalau kata Agnes Monica, kita juga harus bersyukur terhadap hal yang enggak kita miliki.
Kedengarannya sih mudah, tetapi eksekusinya? Berat banget! Jangankan mau bersyukur, kepikiran atau meniatkan diri untuk bersyukur pun enggak. Padahal, bersyukur punya peran besar dalam mendamaikan kehidupan kita. Salah satunya kita punya positive vibe, baik secara mental, fisik, dan pikiran.
Rasa syukur itu bisa didapat di mana aja. Akan tetapi, enggak semua orang punya sense atau kesadaran untuk bisa bersyukur. Kadang, kita suka bete atau enggak enak hati kalau ada orang lain yang mengatakan kita kurang bersyukur—meski kenyataannya begitu. Oleh karena itu, kita perlu melatih untuk meningkatkan kesadaran akan rasa syukur.
Dengan cara apa? Demgan mengetahui alasan kita susah bersyukur, bisa jadi bahan perenungan diri juga. Apa aja? Ayo, kita simak!
1. Terlalu Banyak Mengeluh
Lagian, manusia mana sih yang enggak pernah ngeluh? Ya, mungkin ada, tetapi 1:1.000.000. Wajar banget kalau mendapati diri sedang mengeluh, bahkan ketika lagi capek-capeknya. Namanya manusia, ‘kan, pasti punya limit kemampuan.
Namun, sebagai manusia kita pasti memahami kalau sesuatu yang berlebihan itu enggak baik dong, ya? Begitu pula dengan mengeluh. Kalau setiap hari kerjaannya mengeluh, ya, jangan salahin siapa pun kalau hidup terasa lebih berat.
Mengeluh cuma bikin hidup makin capek. Kalau hampir tiap waktu dipakai mengeluh, lantas kapan mau bersyukurnya? Kalau mengeluh, kita akan cenderung fokus berputar dan terjebak di masalah yang sama—bahkan masalah baru. Semwntara, salah satu elemen yang membantu kita dapat menemukan jalan keluar adalah bersyukur.
2. Memandang Rendah Hidup Sendiri
Cara pandang terhadap kehidupan pun berpengaruh terhadap alassan kita susah bersyukur. Kok bisa? Sebenarnya ini masih berkaitan dengan alasan nomor satu. Coba bayangin kalau kita terus mengatakan hidup ini enggak adil.
Kita selalu memandang hidup orang lain lebih enak dan menyenangkan, daripada hidup kita. Kita selalu berpikir bahwa kalau aja hidup kita seperti orang itu, pasti kita akan bisa sama sukses. Alhasil, berujung merendahkan hidup dan diri sendiri.
Ya, kalau pola pikir kita melulu berasumsi seperti itu, lantas kapan kita punya ruang untuk bersyukur? Padahal, dengan bersyukur, mata kita akan terbuka lebar, oh ternyata aku dan hidupku enggak seburuk itu, kok.
3. Selalu Merasa Kurang
Kita selalu suka dengan apa yang diberikan untuk diri kita. Atau, bahkan kita masih tetap suka akan apa yang udah kita miliki sejak lama. Namun, kadang kala kita merasa bahwa apa yang kita miliki, kok rasanya ada yang kurang, ya? Kurang bagus, kurang banyak, kurang estetik, serbakurang deh pokoknya!
Nah, situasi tersebut bisa memicu alasan kita susah bersyukur. Balik lagi ke makna syukur tadi. Apa yang kita punya, selama masih menyelamatkan kita untuk bertahan hidup dan memberikan dampak baik, masa enggak disyukuri?
Padahal, dengan bersyukur, kita akan jadi lebih mudah untuk belajar ikhlas dan memerima, salah satu kunci ketenangan hidup. Percaya bahwa apa yang diberi ke kita, baik dikasih orang lain atau kita beli sendiri, itu udah cukup untuk kita, selama masih sesuai dengan kebutuhan. Kalau kurang puas tadi dilandasi sebuah keinginan, ya, artinya kita kurang bersyukur.
4. Punya Harapan dan Ekspektasi Tinggi
Poin ini pun masih berkaitan dengan poin nomor tiga. Namanya hidup, akan selalu punya tujuan atau goals. Dalam menentukan tujuan, tentunya ada list keinginan yang mau dicapai. Bisa dalam bentuk sesuatu yang terlihat ataupun enggak terlihat.
Misal begini, deh, kamu suka dengan seseorang dan berharap dia akan menjadi pendamping hidup. Ini adalah keinginan. Akhirnya, kamu berharap dan punya ekspektasi bahwa orang tersebut juga seenggaknya punya perasaan yang sama denganmu. Ketika kamu membiarkan dan enggak mengendalikan harapan dan ekspektasi tersebut, dan ketika realitas ternyata berkata lain. Kamu akan jatuh, berserakan, dan patah.
Akibatnya, hal itu mempengaruhi alasan kita susah bersyukur. Kenapa? Karena kamu hanya ingin orang itu jadi milik kamu, ketika ada orang lain yang mau menjadikanmu pasangan hidup, kamu jadi enggak bersyukur. Alhasil, kamu stuck dan susah move on.
Jadi, kamu bisa mulai kendalikan harapan dan ekspektasimu. Setiap pilihan akan selalu ada resiko dan konsekuensi. Persiapkan diri terhadap apa-apa yang terjadi di masa depan. Namun, yakini, bahwa degala hal yang terjadi di kehidupan akan selalu ada hikmah yang bisa diambil.
5. Mengelak Adanya Masalah
Alasan kita susah bersyukur adalah karena selalu menolak kehadiran masalah. Iya, siapa sih yang mau hidupnya banyak masalah? Namun, kita juga harus realistis, ini hidup, banyak kejadian di luar kendali kita. Masalah dan kehidupan itu ibarat sahabat karib. Enggak bisa dilepaskan.
Dsripada terus-menerus mengelak kedatangan masalah, kenapa enggak coba untuk menerima dan syukuri aja? Iya, memang enggak mudah, kok. Akan tetapi, masalah itu enggak bisa dihindari, mau lari ke sudut bumi pun, masalah masih tetap ada. Satu-satunya cara selesai dengan masalah, ya, berhadapan langsung. Entah menyelesaikan, atau bedamai.
Kadang, kita perlu untuk mensyukuri masalah yang ada di hidup. Tau enggak, manusia itu bisa dewasa dan berkembang dari masalah? Manusia yang berdamai dengan masalah, dia manusia yang paling beruntung. Terlalu bsnyak pelajaran hidup yang bisa diambil. Ya, memang enggak mudah, tetapi untuk apa kita susah payah lari dari masalah sementara masalah itu masih sda? Lebih baik susah payah menghadapi dan menyelesaikan masalah, ‘kan?
Namun, beda persoalan lagi, ya, kalau masalah tersebut sifatnya kriminalitas!
Nah, itu dia alasan kita susah bersyukur. Semuanya pasti pernah kita alami. Tinggal bagaimana kita melaluinya, mau jadi orang bersyukur atau selalu mengeluh dan merasa kurang puas? Itu semua kita sendiri yang menentukan.
Untuk bersyukur coba fokus terhadap apa yang kita miliki, berhenti komparasi nasib dan kehidupan kita dengan orang lain. Kalau kita melihat kehidupan orang lain lebih nyaman dan senang, udah saatnya kita belajar untuk menghargai dan mensyukuri itu dari oramg lain.
Bersyukur bukan hanya dari dan untuk kita sendiri. Dengan begitu, justru kita akan berpikir bahwa masing-masing orang punya jatah atau porsi rezeki yang berbeda. Rezeki di sini bukan hanya dalam bentuk materi, bisa apa pun itu, emosi, keadaan, dll. Ingat, rezeki dari Tuhan adalah hal yang baik untuk kita dan patut disyukuri.
Seperti yang sebelumnya udah disinggung bahwa bersyukur dapat membuat kita mudah untuk bangkit, move on. Bersyukur dengan apa yang kita ataupun enggak dimiliki, akan msmbuat kita lebih bisa memandang hal baru dengan baik. Menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran untuk masa depan. Grateful, as simple like that, right?
Gimana, sekarang udah tau, kan, alasan kita susah bersyukur? Coba kasih tau hal-hal apa yang udah kamu syukuri hari ini?